Kalau perlu, tanyakan pada orang yang lebih berpengalaman, hingga anak tahu cara menyiasatinya.
BACA JUGA: Si Kecil Punya Tokoh Hero? Waspada, Ada Peluang Dia Berbuat Konyol
Pastinya, hindari kecenderungan untuk mengedepankan kekurangan diri si anak sebagai penyebab kekalahan.
Kalah dalam lomba lari karena badannya gendut, atau tidak menang dalam lomba tarik suara karena hidungnya pesek, dan sebagainya.
Cara tersebut justru akan mem-buat anak tidak pernah menggali kelebihan yang dimilikinya, melainkan malah terus-menerus mengutuki kelemahan dirinya.
Itulah mengapa, cari alasan logis sebagai penyebab kegagalan tersebut. Contohnya, "Tahu enggak, kamu kalah bukan karena kamu gendut tapi karena kurang persiapan. Coba kalau sebelumnya kamu latihan dulu, Papa yakin kamu pasti bisa menang."
Jangan lupa juga, minta ia melakukan persiapan keterampilan.
Sebelum ikut kontes me-nyanyi, contohnya, jauh-jauh hari lakukan persiapan vokal dengan baik.
Bila perlu, intensitas latihan bisa ditingkatkan menjelang perlombaan. Artinya, keseriusan persiapan ini juga mesti disesuaikan dengan ajang lomba yang diikuti.
Persiapkan juga fisiknya agar prima. Soalnya, hampir semua bidang lomba, menuntut kondisi fisik yang prima.
Tidak kalah penting, persiapkan mentalnya. Apalagi banyak kegagalan terjadi bukan karena persiapan yang tidak matang dan keterampilan yang minim tetapi karena persiapan mental yang kurang.
Bisa dibayangkan, seorang anak yang terampil menari dan rajin latihan secara rutin mendadak terlihat amat canggung ketika tampil di atas panggung karena grogi.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR