Nakita.id - Dalam waktu dekat pemerintah akan memberlakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah.
Dalam pemberitaan di Nakita.id sebelumnya disebutkan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mewajibkan sekolah melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka apabila seluruh guru sudah melakukan vaksinasi.
"Kita mewajibkan bila guru dan tenaga kependidikan di setiap sekolah sudah melakukan vaksinasi Covid-19, maka harus membuka belajar tatap muka di sekolah," jelas Nadiem secara daring, Selasa (30/3/2021).
Nantinya diharapkan seluruh pemberian vaksin kepada guru sudah bisa selesai pada Juni 2021.
Dengan begitu pada Juli 2021 sudah bisa dilakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka.
Tapi sebenarnya bagaimana persiapan sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka?
1. Menerapkan protokol kesehatan
Tentu saja sekolah sudah mempersiapkan protokol kesehatan untuk menjaga murid-murid dari paparan virus.
Hal itu disampaikan oleh guru Matematika sekaligus wali kelas di SMK Ar Rahman Tangerang yaitu Rini Marini S.Pd.
"Protokol kesehatannya seperti tempat cuci tangan, termogun setiap murid tangan kita cek dulu suhunya dan jangan lupa untuk cuci tangan," jelas Rini saat diwawancarai Nakita.id pada Kamis (1/4/2021).
Rini juga menyebutkan bahwa guru akan rutin menginformasikan untuk murid selalu mengenakan masker dan tidak berkerumun.
2. Pengurangan jam pembelajaran
Rini juga menjelaskan bahwa jam pembelajaran juga akan mengalami pengurangan.
Baca Juga: SKB 4 Menteri Sepakat Adakan Sekolah Tatap Muka, Tapi 3 Kegiatan Ini Masih Belum Boleh Dilaksanakan
Selama pembelajaran jarak jauh, diakui Rini murid akan belajar selama 1 jam untuk setiap mata pelajarannya.
Sementara saat tatap muka akan diberlakukan selama 40-45 menit setiap pembelajarannya.
"Sejauh pembelajar April besok atau mulai luring besok gak ada pembatasan pembelajaran. Mungkin dipadatkan atau dikurangi jamnya misalnya 40-45 menit jadi 40 menit atau 35 menit," jelas Rini.
3. Penambahan kelas
Di lain kesempatan, seorang guru Bahasa Inggris sekaligus wali kelas di SMP Ar Rahman Tangerang yaitu Sisi Yulita menyebutkan akan diadakan penambahan kelas.
Pasalnya dari jumlah murid di dalam satu kelas akan dibagi dua.
"Pembatasannya biasanya kalau dari segi jumlah anak biasanya normalnya sebelum pandemi satu kelas bisa 20 orang lebih, mungkin di masa pandemi ini dibagi menjadi dua jadi satu kelas setengahnya," jelas Sisi Yulita saat diwawancara Nakita.id, Kamis (1/4/2021).
4. Kantin, olahraga, dan ekstrakurikuler
Rini menyebutkan untuk ketiga hal ini ada perbedaan antara sebelum pandemi dan kegiatan belajar mengajar tatap muka di tengah pandemi ini.
Untuk kantin, Rini menyarankan untuk murid-murid membawa bekal saja dari rumah.
"Untuk lebih meminimalis kerumunan biar gak ada desak-desakan cari makan atau nanti pas istirahat dia bingung cari makan dimana," jelas Rini.
Sementara pembelajaran olahraga, Rini menyebutkan masih dilakukan di luar ruangan dengan protokol kesehatan.
Sementara ekstrakurikuler, di sekolah tempat Rini mengajar masih dilakukan tetapi ada pengurangan jadwal latihan.
"Ekskul masih biasanya seminggu sekali kita bertahap mungkin 1 atau 2 kali dalam satu bulan," jelasnya.
Sementara Sisi menyebutkan di sekolahnya untuk ekstrakurikuler tidak ada selama pandemi.
"Selama pandemi berlangsung ekskul sudah gak dilaksanakan tapi untuk nanti akan dibicarakan lagi oleh pihak sekolah masing-masing," jelas Sisi.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR