Studi menemukan bahwa orang yang melaporkan menonton TV dalam jumlah sedang hingga besar di usia 40-an, 50-an, dan awal 60-an mengalami penurunan kognitif yang lebih besar.
Selain ituu mereka juga memiliki volume materi abu-abu yang lebih rendah di otak mereka di usia 70-an dan 80-an dibandingkan dengan orang-orang yang melaporkan menonton sangat sedikit TV di usia paruh baya.
Kata para penelit, materi abu-abu terlibat dalam banyak fungsi otak, termasuk kontrol otot, penglihatan, pendengaran, dan pengambilan keputusan.
Volume materi abu-abu yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan keterampilan kognitif yang lebih baik.
Baca Juga: Nyadar Nggak Moms? #FamilyQuality Menonton TV Bersama Anak Bisa Menjadikan Si Kecil Seperti Ini
2. Meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit
Studi yang akan dipresentasikan di American Heart Association's Epidemiology, Prevention - Lifestyle & Cardiometabolic Health Conference 2021 soal menonton TV sebagai proxy untuk perilaku menetap, atau waktu yang dihabiskan untuk duduk.
Gaya hidup yang tidak banyak bergerak telah dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, dan kematian dini.
Terlebih lagi, olahraga teratur tidak cukup untuk menggantikan waktu yang dihabiskan untuk duduk – sebuah temuan yang terlihat baik dalam penelitian saat ini maupun penelitian sebelumnya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | livescience.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR