Nakita.id - Ternyata menonton televisi terlalu lama bisa memberikan dampak buruk yang tidak banyak orang sadari.
Bahaya terlalu lama menonton televisi ini disebut bisa memengaruhi otak.
Tidak hanya itu, terlalu lama menonton televisi juga dikatakan dengan berbagai penyakit karena Moms lebih sering duduk dan malas bergerak.
Ya, menonton televisi memang menjadi salah satu hiburan di kala lelah.
Baca Juga: Moms, Yuk Kenali 4 Jenis Batuk Pada Anak dan Cara Meredakannya
Namun, sebaiknya jangan berlebihan ya, Moms.
Melansir dari Livescience.com, berikut bahaya terlalu lama menonton televisi untuk usia 40 tahun ke atas.
1. Memengaruhi otak
Menghabiskan banyak waktu menonton TV di usia paruh baya mungkin buruk bagi kesehatan otak, menurut temuan dari tiga studi baru.
Studi menemukan bahwa orang yang melaporkan menonton TV dalam jumlah sedang hingga besar di usia 40-an, 50-an, dan awal 60-an mengalami penurunan kognitif yang lebih besar.
Selain ituu mereka juga memiliki volume materi abu-abu yang lebih rendah di otak mereka di usia 70-an dan 80-an dibandingkan dengan orang-orang yang melaporkan menonton sangat sedikit TV di usia paruh baya.
Kata para penelit, materi abu-abu terlibat dalam banyak fungsi otak, termasuk kontrol otot, penglihatan, pendengaran, dan pengambilan keputusan.
Volume materi abu-abu yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan keterampilan kognitif yang lebih baik.
Baca Juga: Nyadar Nggak Moms? #FamilyQuality Menonton TV Bersama Anak Bisa Menjadikan Si Kecil Seperti Ini
2. Meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit
Studi yang akan dipresentasikan di American Heart Association's Epidemiology, Prevention - Lifestyle & Cardiometabolic Health Conference 2021 soal menonton TV sebagai proxy untuk perilaku menetap, atau waktu yang dihabiskan untuk duduk.
Gaya hidup yang tidak banyak bergerak telah dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, kanker, diabetes tipe 2, dan kematian dini.
Terlebih lagi, olahraga teratur tidak cukup untuk menggantikan waktu yang dihabiskan untuk duduk – sebuah temuan yang terlihat baik dalam penelitian saat ini maupun penelitian sebelumnya.
"Dalam temuan kami, menonton televisi tetap terkait dengan fungsi kognitif dan volume materi abu-abu setelah memperhitungkan aktivitas fisik, menunjukkan bahwa perilaku menetap ini dapat memberikan risiko unik sehubungan dengan kesehatan otak dan kognitif," Ryan Dougherty, penulis utama salah satu studi tersebut.
Meski sudah banyak penelitian terkait menonton televisi beserta dampak buruknya, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Penelitian tidak dapat menentukan mengapa menonton TV dikaitkan dengan hasil itu.
Tidak jelas apakah perilaku menetap memang bertanggung jawab atas hubungan tersebut atau apakah ada pengaruh faktor lain yang terkait dengan menonton TV, seperti peningkatan konsumsi makanan.
Para peneliti mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan, termasuk penelitian yang menggunakan ukuran objektif dari perilaku menetap (seperti pelacak aktivitas), dan penelitian yang meneliti perbedaan perilaku pasif dan aktif, dalam kaitannya dengan penurunan kognitif dan penanda kesehatan otak.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | livescience.com |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR