Nakita.id - Pola asuh anak berkebutuhan khusus memang berbeda dari anak normal lainnya.
Para orangtua harus turut andil secara langsung agar tumbuh kembang anak berkebuthan khusus dapat berjalan optimal.
Moms dan Dads juga dituntut harus lebih kreatif agar mereka dapat memahami dan menjalani instruksi yang diberikan.
Kondisi emosional anak berkebutuhan khusus juga perlu diperhatikan.
Sifat emosional anak berkebutuhan khusus memang sangat mudah berubah-ubah.
Anak berkebutuhan khusus juga sering mengalami tantrum untuk meluapkan kekesalan yang mereka rasakan.
Tingkah laku tantrum yang sering terjadi ketika anak berkebutuhan khusus tantrum adalah berteriak, memukul, menangis, dan bahkan ada yang menjatuhkan tubuhnya ke lantai.
Untuk menangani anak berkebutuhan khusus memang tak mudah, tetapi Moms bisa mencontek cara yang dilakukan komunitas ABK Piramida yang ada di Bogor, Jawa Barat ini guna mengatasi anak berkebutuhan khusus yang sedang tantrum.
Saat diwawancarai oleh Tim Nakita.id, pada Jumat (5/11/2021), Adrian selaku Kepala Sekolah Home Schooling Special Needs (HSSN), menuturkan mengatasi anak tantrum bisa dilakukan dengan memahami karakter dari sang anak berkebutuhan kusus terlebih dahulu.
Ia menuturkan jika para orangtua harus menilai lebih dalam sikap anak berkebutuhan khusus.
"Orangtua harus bisa memahami karakter anak berkebutuhan khusus," ucap Adrian.
Tantrum pada anak berkebutuhan khusus merupakan cara mereka untuk bisa menyalurkan perasaan apa yang mereka rasakan.
Penanganannya harus dilakukan secara hati-hati, Adrian menuturkan jika para orangtua harus menangani anak berkebutuhan khusus yang sedang tantrum dengan perasaan dan hati yang tenang.
Anak berkebutuhan khusus sama seperti anak normal lainnya, mereka memiliki hati yang perasa.
Maka para orangtua sebaiknya memberikan rasa aman dan nyaman agar mereka tak melakukan tindakan yang jauh lebih ekstrem saat sedang tantrum.
"Kita harus tenang ketika dalam menangani anak berkebutuhan khusus yang sedang tantrum sedang mengeluarkan ekspresi marah sehingga hasilnya akan positif," sambungnya.
Saat anak berkebutuhan khusus sedang tantrum, tak pelak Moms pun mungkin sangat mudah tersulut emosi.
Tetapi daripada harus membentaknya sebaiknya Moms membiarkan ia melampiaskan perasaan kesalnya sendiri namun tetap perhatikan keamanannya.
Setelah anak berhenti tantrum, Moms bisa memberikan respon yang positif dan mulai menanyakan hal apa yang membuatnya merasa kesal dan sedih.
Untuk mencegah tantrum, Moms bisa membiasakan diri untuk memberikan pujian ketika anak berkebutuhan khusus telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.
"Kita juga bisa melakukan kata-kata yang positif, memberikan pujian ketika anak berkebutuhan khusus berhasil melakukan hal-hal yang walaupun hal kecil, seperti ketika mereka berhasil menaruh piring ke dapur," ujar Adrian.
Pujian-pujian kecil yang dilontarkan oleh para orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus memiliki dampak yang besar.
Anak berkebutuhan merasa lebih dihormati, disayang, dan mendapatkan perasaan aman dan nyaman, serta emosinya lebih terkontrol jika segala hal yang mereka lakukan diapresiasi oleh Moms dan Dads.
"Apresiasi membuat anak berkebutuhan khusus senang dan biasanya ketika mereka senang emosinya akan lebih stabil," pungkas Adrian.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR