minta tolong dit
Nakita.id - Setiap orang tentu tak menginginkan pandemi terjadi, termasuk Moms sendiri.
Ditambah, kita tak pernah tahu kapan pandemi akan berakhir.
Akibatnya, banyak sekali orang yang terkena dampaknya, termasuk kelompok anak usia prasekolah.
Selama pandemi, mungkin Moms bingung bagaimana cara agar Si Kecil tetap berkembang secara optimal.
Baca Juga: Penyebab Gangguan Perkembangan Anak Usia Prasekolah, Moms Harus Tahu Agar Bisa Langsung Diatasi
Apalagi, tahap perkembangan anak usia prasekolah sendiri merupakan tahap terpenting yang harus Moms perhatikan.
Kira-kira, bagaimana cara orangtua tetap dukung perkembangan anak usia prasekolah di tengah pandemi?
Tak perlu berlama-lama lagi, yuk kita simak penjelasan dari ahli berikut.
Menurut Firesta Farizal, M.Psi, psikolog anak dan founder Mentari Anakku, pengasuhan anak usia prasekolah sebelum dan saat pandemi memiliki banyak perbedaan.
Pasalnya, pandemi membuat aktivitas menjadi sangat terbatas, sehingga Si Kecil seringkali memilih menghabiskan lebih banyak waktunya di depan TV atau gadget.
"Nah, ini tentu saja bisa sangat mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan," ungkap Firesta dalam wawancara eksklusif dengan NakitaID pada Minggu (12/12/2021).
Salah satunya adalah perkembangan motorik anak.
"Dari anak usia dini (prasekolah) kan alaminya mereka harusnya banyak bergerak, banyak eksplorasi lingkungan. Nah, dengan situasi pandemi ini mungkin kan jadi agak terbatas nih untuk keluar rumah. Lalu, juga jadinya untuk ksempatan mendapatkan kebutuhan buat bergeraknya juga jadi terbatas," jelas Firesta.
Firesta juga menyampaikan, tidak semua rumah mungkin cukup untuk bisa memfasilitasi kebutuhan gerak anak, sehingga hal ini membuat anak-anak akan lebih banyak melakukan aktivitas pasif, yaitu menonton televisi atau bermain gadget.
"Nah, itu sebetulnya sesuatu yang harus diantisipasi juga nih terkait pandemi ini. Karena, jangan sampai jadinya kemampuan motorik atau bergerak anak jadi kurang terstimulasi gitu ya," ujar Firesta.
Untuk mendukung perkembangan motorik Si Kecil, Moms perlu berpikir secara kreatif dalam membuat beberapa permainan yang melibatkan aktivitas gerak, meski luas di rumahnya sempit.
Baca Juga: Dibandingkan Bermain Ponsel, Ini Dia 3 Aktivitas yang Baik Dilakukan Anak Sebelum Tidur
"Jadi memang yang ditantang adalah kreativitas orangtua, bagaimana memaksimalkan situasi atau keadaan di rumah dengan keterbatasan luas dan fasilitias," kata Firesta.
Selain perkembangan motorik, perkembangan sosial emosional anak juga bisa berdampak, Moms.
"Karena, jadi enggak ketemu nih, jarang ketemu orang-orang lain ya. Selain keluarga inti atau terdekat," ujar Firesta.
Firesta menyarankan agar orangtua tetap memikirkan bagaimana caranya agar kebutuhkan interaksi anak tetap bisa terfasilitasi.
"Misalnya nih, enggak bisa ketemu nenek sering-sering. Tapi, bisa (melakukan) video call," sebutnya.
"Atau misalnya, main. Tetap main sama orangtua, tapi sifatnya roleplaying. Jadi, main pura-pura ke pasar, pura-pura di restoran terus memasak," tambahnya.
Hal ini dilakukan agar situasi sosial tetap dikenal oleh anak.
Pandemi memang merupakan situasi yang tak semua orang inginkan, termasuk Moms sendiri.
Meski begitu, sebagai orangtua, Moms perlu terus mengusahakan agar Si Kecil tetap bisa mendapatkan aktivitas, stimulasi yang dibutuhkannya.
"Meskipun memang mungkin terbatas di ruangan rumah saja. Atau, terbatas ketemu sama orang tertentu," tutup Firesta.
Itu dia, Moms, cara orangtua tetap dukung perkembangan anak usia prasekolah di tengah pandemi.
Selamat mencoba!
Baca Juga: #FamilyQuality: Kegiatan untuk Membantu Meningkatkan Kemampuan Fisik Anak Prasekolah
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR