Nakita.id - Mulai 3 Januari 2021, pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen sudah mulai dilakukan di berbagai sekolah.
Sebelumnya, PTM 100 persen ini menimbulkan perdebatan di berbagai pihak.
Pemerintah sudah mengatur ketentuan mengenai PTM 100 persen di sekolah di seluruh wilayah PPKM 1-3 ini pada SKB 4 menteri.
Namun, Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI menyarankan agar Pemerintah merevisi ulang ketentuan PTM 100 persen.
Hal ini disebabkan karena kemunculan varian Omicron di berbagai wilayah.
Hingga hari ini, dilaporkan varian Omicron sudah diketahui kemunculannya di berbagai wilayah.
Maka dari itu, untuk meringankan kekhawatiran orangtua, beberapa sekolah masih memberikan kelonggaran bagi siswa-siswinya untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Baik melakukan PJJ dengan e-learning dan PTM 100 persen di sekolah, Moms perlu membangun komunikasi yang baik dengan guru yang membimbing anak di sekolah.
Mengapa?
Baca Juga: Tips Agar Orangtua Tidak Khawatir Saat Anak Mulai Melaksanakan PTM Terbatas
Ada anak yang cocok dengan sistem pembelajaran secara daring, namun ada juga yang menyerap lebih banyak ilmu apabila pembelajaran dilakukan secara tatap muka.
Hal ini disampaikan oleh psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga Roslina Verauli, M.Psi, Psi.
Menurut Roslina, kita perlu melihat kembali potensi anak belajar lebih optimal menggunakan metode yang mana.
Baginya, keduanya memiliki keuntungan dan kelebihan.
"Dua-duanya ada benefit, dan dua-duanya juga punya kekurangan," kata psikolog yang aktif praktik di Rumah Sakit Pondok Indah ini, melansir dari Nakita.id.
Misalnya saja, ada beberapa anak yang lebih mudah menyerap pembelajaran secara jarak jauh.
Namun, PJJ tidak memberikan kesempatan anak untuk berinteraksi langsung dengan teman sebaya serta guru.
Walaupun begitu, PJJ berfokus pada kemandirian anak dalam mengerjakan berbagai macam soal.
Di situasi seperti ini, peran dan kerja sama guru dan orangtua sangat dibutuhkan.
Itulah mengapa komunikasi antara guru dan orangtua sangatlah penting di masa pandemi ini.
Apalagi dengan adanya berbagai macam penyesuaian yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Hal apa saja, sih, yang perlu didiskusikan dengan guru pembimbing anak di kelas agar kegiatan belajar anak bisa berjalan dengan optimal?
Pertama, jaga komunikasi dengan guru dengan baik.
Moms bisa memaksimalkan penggunaan media sosial dengan baik.
Akan sangat memudahkan apabila dalam media sosial tersebut dibentuk grup khusus untuk diskusi guru dan orangtua.
Tak hanya untuk diskusi saja.
Dari situlah Moms bisa mendapatkan segala informasi terkini tentang pembelajaran di sekolah atau kebijakan terbaru dari sekolah.
Jangan sampai Moms jadi ketinggalan berita.
Kedua, bangun sikap terbuka dengan guru, baik mengenai perkembangan maupun kendala yang dialami anak.
Untuk memulai situasi sekolah kembali dengan sistem PTM 100 persen, tentu akan menjadi hal yang baru untuk anak.
Sebelumnya, anak hanya mengikuti PTM terbatas sehingga tidak bertemu dengan begitu banyak teman sebayanya di sekolah.
Tentu saja ada kemungkinan anak akan merasa kesulitan beradaptasi.
Apabila anak mengalami kesulitan untuk belajar, Moms bisa mengkomunikasikannya dengan guru apabila memungkinkan.
Melansir dari Raising Children, hubungan yang baik antara guru dan orangtua akan membuat anak menjadi lebih baik dari segi akademis, emosional, dan juga pergaulan.
Dibutuhkan kemampuan untuk saling mendengarkan antara guru dan orangtua.
Saat berdiskusi dengan guru, sebaiknya Moms tidak bersikap defensif apabila guru memberikan arahan, kritik, atau saran, begitu juga sebaliknya.
Pemecahan masalah membutuhkan sikap keterbukaan antara keduanya.
Itulah tadi hal yang perlu dilakukan untuk menjaga hubungan antara guru dan orangtua di sekolah.
Dengan komunikasi yang baik, perkembangan anak di sekolah selama PTM 100 persen akan lebih baik.
Hingga saat ini, banyak sekolah yang memberi kelonggaran bagi para orangtua yang masih khawatir anaknya mengikuti PTM 100 persen, terutama yang belum mendapatkan vaksinasi.
Baik mengikuti PTM maupun belajar dari rumah, ada kemungkinan anak mengalami kesulitan untuk mengikutinya.
Agar metode PTM 100 persen optimal, bagi Moms yang memperbolehkan anak untuk belajar di sekolah, perlu juga mencegah penularan Omicron pada anak, di antaranya:
1. Ingatkan anak untuk melakukan protokol kesehatan
2. Minta anak untuk langsung ganti baju setelah pulang sekolah
3. Jaga imunitas tubuh dengan konsumsi makanan bergizi
4. Jangan memaksakan untuk masuk jika sakit
Source | : | raising children,CDC,Kompas,Nakita,UNICEF |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR