"Kalau ada apa-apa dengan anak yang salah mendidiknya ibu, kalau sekolahnya nggak pinter ibu juga yang disalahkan," lanjutnya.
"Karena peran ibu tidak terbangun dengan bagus di dalam keluarga, ditambah adanya masalah kesetaraan, akhirnya ketika terjadi sesuatu pada anak ibu yang disalahkan," kata Rohika.
Disamping itu, fenomena selanjutnya banyak perempuan yang belum siap mengemban peran sebagai seorang ibu dalam keluarga.
"Di masa pandemi ini banyak anak yang dipaksa orang tuanya untuk segera menikah saja," kata Rohika.
"Banyak sekali ibu yang menikah pada usia dini, padahal masih anak-anak tapi sudah dihadapkan dengan tugas sebagai ibu," lanjutnya.
Rohika mengatakan, hal ini bisa memengaruhi kondisi mental baik untuk ibu dan anaknya.
Banyak ibu memang belum siap untuk mengemban peran sebagai ibu dari seorang anak.
Selain itu, ditambah tantangan yang terjadi selama pandemi.
Misalnya, dari segi sosial dengan isu kesetaraan gender dan masalah ekonomi untuk masyarakat menengah ke bawah.
"Ini yang menjadi polemik, semakin banyak ibu yang terganggu kesehatan mentalnya dan depresinya jadi dobel," kata Rohika.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR