Nakita.id - Kesehatan mental seorang ibu menjadi hal yang paling krusial untuk diperhatikan.
Dalam mengasuh dan juga mendidik anak bukanlah hal yang mudah untuk dijalani.
Ibu harus terus belajar demi berperan sebagai orangtua terbaik dalam merawat anak atau menjalankan tugasnya sehari-hari.
Namun terkadang, kesehatan mental seorang ibu kerap dianggap sebelah mata.
Kenyataannya lingkungan sekitar, seperti suami, keluarga, dan bahkan diri sendiri sering menyepelekan kesehatan mental.
Menyadari akan pentingnya kesehatan mental, Nakita sebagai media parenting telah melangsungkan Webinar Gathering Moms Comunity, pada Selasa (8/3/2022).
Irma Gustiana A, M.PSI., Psikolog., CPC selaku Psikolog dan Founder Klinik Psikologi Ruang Tumbuh turut serta menjadi narasumber dalam acara kali ini.
Menurut Irma dalam menjalani peran sebagai ibu perasaan sedih tak bisa terelakan, tetapi perlu diperhatikan jika kondisi itu berlarut terlalu lama yang dikhawatirkan memicu terjadinya stres sehingga memengaruhi kesehatan mental.
"Perasaan yang terus menerus sedih harus berhati hati bahwa hal-hal tadi bisa memicu stres yang cukup berat," ucap Irma.
Irma mengatakan ada banyak faktor yang dapat memicu seorang ibu merasa stres.
Moms mungkin merasa jika ingin membuat keluarga bahagia, Moms perlu bisa memenuhi semua apa yang mereka butuhkan.
Tapi sebenarnya, hal ini bisa menyebabkan Moms merasa lelah dan berdampak pada kesehatan mental nantinya.
Belum lagi Moms harus berhadapan dengan perilaku yang kurang menyenangkan dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung sehingga memengaruhi kondisi kesehatan mental.
Irma juga mengatakan jika media sosial bisa saja menjadi racun bagi kondisi mental seorang ibu.
Tak jarang Moms mungkin merasa cemburu atau membandingkan diri sendiri akan kehidupan orang lain yang dilihat di media sosial.
Moms mungkin merasa teman-teman di media sosial lebih baik dalam mengasuh anak, memiliki hubungan yang lebih harmonis, menampilkan kehidupan rumah tangga yang sempurna.
Membandingkan diri seperti inilah yang nantinya menyebabkan kecemasan yang berujung stres, sehingga Moms terus merasa kurang.
"Faktor pemicunya banyak, paling banyak dari ranah domestic. Peran perempuan memang menjadi presure juga, adanya diskriminasi, kekerasan, standar kecantikan, media sosial ini memicu mengalami gangguan secara mental," ucap Irma.
Irma kembali menuturkan ada banyak dampak yang akan terjadi jika seorang ibu mengalami gangguan kesehatan mental.
Jika kesehatan mental tidak dapat diatasi dengan baik Moms akan mudah merasa depresi.
Kesehatan mental dan kesehatan fisik saling berkaitan, itulah mengapa jika kesehatan mental buruk maka akan memengaruhi kondisi kesehatan tubuh menjadi lebih rentan terserang penyakit.
Masalah kesehatan mental juga bisa memengaruhi pola makan, Moms yang merasa stres terkadang enggan untuk makan atau ada juga yang lebih memilih mengonsumsi banyak makanan untuk melampiaskan seluruh emosinya.
Gangguan kesehatan mental bisa juga menyebabkan gangguan pola tidur, semisalnya Moms baru bisa beristirahat menjelang pagi hari yang tentu akan berimbas pada kesehatan fisik.
"Bisa jadi depresi, bisa terserang panic attack sehingga pernapasan tidak lega, OCD, bisa terkena gangguan mood, yang tidak tuntas bisa terkena bipolar, gangguan pola makan, dan gangguan pola tidur," jelasnya.
Ketika merasa depresi biasanya Moms tidak bisa mengendalikan emosi, maka bisa saja anak terkena imbasnya, seluruh amarah akan Moms lampiaskan pada Si Kecil.
Sedangkan anak akan terus menyimpan memori masa kecil dalam otaknya hingga dewasa, sehingga perilaku Moms sekarang bisa memengaruhi perkembangan anak di masa depan
"Jika anak mengingat ibunya sering marah-marah, pengasuhan yang negatif memorinya akan mengingat kode itu, sehingga memengaruhi struktur otak anak. Jadi kalau sedang menghadapi emosi negatif, tidak apa. Terima dulu, hayati dulu emosinya, tetapi kendalikan emosi untuk mengurangi burn out jika sudah mengalami ini akan berdampak pada orang terdekat seperti anak," pungkas Irma.
Baca Juga: Yuk, Ketahui Cara Jaga Kesehatan Mental Bumil untuk Cegah Depresi di Masa Kehamilan
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR