Nakita.id - Buncis termasuk sayuran yang sering dikonsumsi orang Indonesia.
Sayuran berwarna hijau ini memang sekilas hampir mirip dengan kacang panjang.
Tetapi, buncis lebih pendek dan bentuknya agak sedikit melebar.
Buncis bisa diolah menjadi berbagai macam jenis masakan.
Mulai dari ditumis atau diolah menjadi sajian sayur.
Moms juga bisa mengonsumsi buncis mentah sebagai lalapan.
Nutrisi dan mineral yang melimpah dalam buncis membuat sayuran ini baik jika dikonsumsi setiap hari.
Makan buncis setiap hari bisa dikatakan dapat mengurangi dan mencegah berbagai macam penyakit.
Dilansir dari WebMD, beberapa manfaat ini akan dirasakan oleh tubuh jika makan buncis secara rutin.
Mengontrol gula darah
Buncis memiliki indeks glikemik yang rendah.
Berarti tubuh menyerap dan mencerna buncis secara perlahan.
Sayuran ini juga memiliki jenis pati yang dapat dicerna dengan lambat, yang disebut amilosa.
Kedua hal inilah yang membantu dan menjaga gula darah dan insulin tidak naik terlalu cepat dan bagus bila dikonsumsi penyandang diabetes.
Mengatasi masalah pencernaan
Buncis kaya akan serat makanan, terutama serat larut yang disebut raffinose.
Yaitu, bakteri baik di usus nantinya akan memecahnya sehingga usus besar dapat mencerna dengan perlahan.
Studi menemukan bahwa makan banyak buncis dapat membantu buang air besar lebih mudah dan teratur.
Menurunkan kolesterol
Serat larut di buncis baik untuk kesehatan usus, sehingga, ini dapat mengurangi kolesterol total dan koleseterol LDL (jahat).
Makan buncis secara rutin akan menurunkan risiko penyakit jantung.
Penelitian membuktikan kolesterol total akan berkurang jika menambahkan buncis ke dalam makanan.
Menurunkan risiko kanker
Saat makan buncis, tubuh membuat asam lemak rantai pendek yang disebut butirat.
Dalam penelitian, butirat tersebut membantu menyingkirkan sel-sel yang sakit sehingga dapat menurunkan risiko terkena kanker kolorektal.
Buncis juga memiliki senyawa pelawan kanker lainnya, seperti likopen dan saponin.
Untuk melihat kembali manfaat makan buncis setiap hari, cek halaman 2. (*)
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR