Nakita.id - Menempuh pendidikan tinggi bagi seorang ibu bukan lah hal yang mustahil.
Bagi banyak ibu, memiliki anak dan berstatus sebagai ibu bukan lah halangan untuk melanjutkan studi.
Tak sedikit justru wanita yang melanjutkan kuliahnya ke jenjang S2, bahkan S3 setelah memiliki anak.
Ada yang melanjutkannya di universitas ternama dalam negeri, ada pula yang sampai ke luar negeri.
Semua itu dilakukan oleh para ibu tanpa ciut nyali sedikitpun.
Sering kali halangan ketika belajar bukan cuma datang dari tanggung jawabnya sebagai ibu sekaligus istri.
Ada pula yang tetap memperjuangkan pendidikannya ketika ia sedang melawan kanker ganas sekalipun.
Seperti kisah seorang ibu muda yang kini dalam koma karena kanker otak yang langka.
Ibu muda ini telah dianugerahi dengan gelar master dari samping tempat tidurnya di rumah sakit Darwin, Australia.
Pada Jumat (2/9/2022), Anna Yu (28 tahun), menerima gelar master akuntansi dari Charles Darwin University (CDU) setelah menghabiskan dua tahun belajar.
Tapi Anna Yu bukan siswa biasa.
Dia menghabiskan enam bulan terakhir berjuang melawan jenis kanker otak yang langka setelah melahirkan bayi pertamanya sambil tetap berusaha menyelesaikan pendidikannya.
Bayi perempuan Yu dan suaminya Will Hou, Sunny, lahir pada Februari.
Lima bulan kemudian dokter menemukan tumor 10 sentimeter tumbuh di tulang punggungnya.
Pada Juni, dia didiagnosis dengan GBM (glioblastoma multiforme), tumor agresif yang tumbuh cepat di batang otaknya.
Meski begitu, Ibu 28 tahun itu tetap belajar selama di rumah sakit, dengan keluarganya, dokter dan perawat di sana untuk mendukungnya sambil menjalani perawatan kemoterapi.
“Dia terus belajar melalui penyakitnya, dan dia menyelesaikan studinya. Dia baru saja menyelesaikan gelarnya. Ingat dia selamanya. Namanya Anna,” kata Hou saat gelarnya dipresentasikan.
“Anna adalah seorang pejuang, dia adalah seorang pejuang. Dia bukan wanita lemah dengan kanker, dia adalah seorang pejuang. Dia tidak pernah mengeluh, dia tidak pernah takut,” kata Hou.
Kabar soal kelulusan Yu disampaikan pihak universitas kepada Hou melalui telepon pada Kamis (1/9/2022).
"Ketika kami memberi tahu Anna tentang kabar baik ini, dia tidak bisa bergerak tetapi matanya sedikit terbuka," kata Hou.
CDU memberi tahu Hou bahwa sertifikat istrinya akan diberikan kepadanya di rumah sakit di Darwin dalam apa yang digambarkan Will sebagai “momen monumental”.
Hou mengatakan istrinya kini dalam keadaan koma, menderita demam tinggi setelah kejang.
Saat Anna berbaring di ranjang rumah sakit dengan mengenakan gaun kelulusan, orang tua dan bayi perempuannya menangis.
Hou mengatakan orang tua istrinya berjuang untuk mengerti karena mereka tidak berbicara bahasa Inggris, tetapi mereka selalu berada di sisinya.
“Ketika saya membagikan kabar baik ini (tentang gelar) dengan para perawat dan dokter, mereka semua menangis dan mereka sangat bersemangat,” katanya.
Staf di Rumah Sakit Swasta Darwin menangis dan merayakan pencapaian luar biasa Yu.
Anna Yu tidak dapat bergerak sendiri, membuka matanya atau menelan, tetapi “dia masih mendengarkan.”
Apa itu Glioblastoma?
Glioblastoma biasanya muncul pada orang berusia 60-an dan terjadi pada tiga dari 100.000 orang.
Sayangnya, tingkat kelangsungan hidup pasien dengan jenis kanker otak ini turun dari 40 persen pada tahun pertama setelah diagnosis, menjadi hanya 17 persen pada tahun kedua.
Dalam kasus Anna, kankernya lebih jarang ditemukan.
Dokter mengatakan hanya ada satu atau dua kasus di Australia.
Dia bersedia mendonorkan seluruh bagian tubuhnya, tetapi karena kanker beberapa bagian tubuhnya tidak dapat digunakan.
Baca Juga: Syok Saat Tahu Kena Kanker Paru Stadium 4, Kiki Fatmala Ternyata Sudah Sempat Tulis Surat Wasiat
Dengan perawatan penopang hidup, Yu diberitahu bahwa dia hanya memiliki tiga sampai enam bulan lagi untuk hidup.
“Setelah perayaan, saya akan menandatangani dokumen donasi. Itu akan menjadi momen bersejarah. Saya tidak punya kata-kata lagi. Saya tidak menyesal, dan saya telah mencoba yang terbaik," kata Hou
“Pertama kali saya pergi ke dokter dengannya untuk berbicara tentang penyakit saya membutuhkan seorang penerjemah, tetapi para dokter dan perawat telah bersama kami sejak awal.”
Kisah Yu awalnya dibagikan di situs GoFundMe, mencoba mengumpulkan uang untuk pengobatan yang berpotensi menyelamatkan nyawa.
Hou mengatakan dia sangat berterima kasih atas semua donasi yang telah diterima keluarganya, dan merasa “damai” mengetahui semua dukungan itu.
Dia akan menggunakan uang itu untuk membesarkan bayi perempuannya, Sunny, yang mengingatkannya pada istrinya.
"Putri kami adalah satu-satunya tujuan saya untuk membuat terus maju," katanya sebagaimana dilansir New York Post.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dalam Koma, Wanita Ini Dianugerahi Gelar Master Usai Terus Berjuang Meski Sudah Divonis Kanker Ganas"
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR