Nakita.id - Tak hanya ibu hamil saja, ibu menyusui biasanya juga memiliki kendala atau masalah kesehatan.
Akan tetapi terkadang masalah pada ibu menyusui disepelekan sehingga berakibat fatal.
Padahal dalam kondisi menyusui, Moms harus tetap sehat dan juga fit.
Hal ini agar Moms sukses dalam memberikan ASI untuk si Kecil.
Apalagi ketika Moms mengalami masalah kesehatan, tentu sangat berpengaruh ke ASI dan bayi yang disusui.
Lalu apa saja masalah kesehatan yang biasanya dialami ibu menyusui?
Gejala anemia pada ibu menyusui sering terjadi, namun kerap disepelekan.
Bahkan, Moms yang mengalami anemia setelah melahirkan jumlahnya cukup memprihatinkan.
Kondisi anemia ini dapat dilihat ketika kadar Hb (hemoglobin) berada di bawah 12 atau 10.
Ada berbagai pemicu terjadinya anemia, salah satunya adalah pola makan yang salah.
Selain itu, adapula faktor ketidaktahuan Moms sejak hamil, misalnya makan burger terlalu sering.
Baca Juga: Mitos ASI Lancar Saat Menyusui Si Kecil yang Perlu Moms Tahu
Padahal ibu hamil hingga menyusui membutuhkan asam folat, zat besi, hingga mineral lain yang didapatkan dari berbagai makanan.
Sehingga dampaknya menjadi rantai panjang, mulai kemungkinan abortus, kelahiran prematur, pendarahan saat melahirkan, bahkan sampai anemia saat menyusui.
Bila tidak mengalami pendarahan saat melahirkan, artinya kadar darahnya lebih dari 500 cc, maka Hb Moms akan bertambah 1. Tetapi sebaliknya, bila diikuti pendarahan, kadar Hb akan anjlok sampai 1,5 - 2.
Hal ini karena orang hamil biasanya mengalami anemia fisiologis akibat pertambahan jumlah sel darah merah yang relatif kurang jika dibandingkan dengan pertambahan jumlah plasma darahnya.
Sehingga ketika saat hamil sudah mengalami anemia, maka saat menyusui anemianya akan semakin parah.
Untuk mengatasinya, Moms perlu melakukan perbaikan asupan gizi dan melihat hasilnya dari waktu ke waktu, karena diperlukan waktu berbulan-bulan untuk membentu sel darah baru.
Oleh sebab itu, Moms harus menjaga asupan gizi selama masa kehamilan agar memiliki 'cadangan' nutrisi saat menyusui.
Moms disarankan mengonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan minum air putih kira-kira 12-16 gelas dalam satu hari.
Dengan demikian, maka kualitas dan kuantitas makannya akan lebih tinggi.
Tak hanya ibu hamil, ibu menyusui juga berisiko mengalami mual muntah.
Biasanya penyebabnya karena kualitas ASI yang diproduksi, sehingga harus segera diatasi agar pasokan ASI tetap lancar.
Baca Juga: 3 Perawatan Tubuh Ibu Menyusui yang Tak Boleh Terlewatkan, Rutin Mandi Jadi Salah Satunya
Moms harus memerhatikan pola makan yang benar dan menghindari berbagai kebiasaan misalnya makan hanya saat lapar saja atau sebaliknya.
Moms harus makan teratur dan memerhatikan kualitas makanan tersebut yaitu makanan yang kaya akan gizi dan nutrisi.
Selama hamil, banyak keluhan perut terasa kembung.
Hal ini wajar karena perubahan ukuran perut saat melahirkan dan setelah melahirkan, serta terjadinya kontraksi yang biasanya masih menyisakan sisa jaringan di dalam perut.
Meski mengganggu, keluhan ini biasanya hanya dialami saat awal masa menyusui dan sebenarnya menguntungkan.
Hal ini karena ketika bayi mengisap ASI, maka akan ada sinyal ke otak agar Moms mengeluarkan oksitosin.
Zat oksitosin tersebut menyebabkan rahim Moms berkontraksi dan mempercepat proses pengeluaran darah siswa melahirkan atau lochia.
Tak jarang, saat menyusui Moms mengalami gangguan psikis berupa ketakutan menghadapi rasa sakit saat harus BAB.
Keluhan ini pun biasanya tak membedakan jenis kelahiran, baik yang melahirkan normal maupun sesar, sama-sama punya kekhawatiran akan terjadi sesuatu dengan jahitan di seputar organ kewanitaannya akibat mengejan sewaktu BAB.
Padahal, menahan-nahan diri untuk tidak BAB jelas akan memperparah keluhan konstipasi/sembelit itu sendiri.
Cara mengatasinya sama sekali tak membutuhkan obat-obat pencahar.
Baca Juga: Ibu Menyusui Makan Pedas, Benarkah Dapat Berdampak Negatif bagi Bayi?
Wasir pada dasarnya tak ada hubungannya dengan menyusui atau produksi ASI, tetapi banyak yang mengalami saat menyusui.
Wasir merupakan kondisi terjadinya pelebaran pembuluh darah di lubang pelepasan yang bisa muncul atau bahkan diperparah oleh kehamilan akibat tekanan darah balik tak mampu memompakan darah dengan sempurna.
Biasanya dengan berakhirnya kehamilan, keluhan wasir akan berkurang dengan sendirinya atau bahkan hilang sama sekali hingga sebaiknya hindari penggunaan obat-obatan.
Memang hilangnya wasir tak seketika begitu persalinan usai, namun perlahan-lahan hingga tetap saja terasa tak nyaman buat si ibu menyusui.
Ibu menyusui juga rentan mengalami kaki bengkak yang jadi rangkaian panjang proses kehamilan.
Pembengkakan kaki semasa hamil merupakan hal wajar sebagai bentuk reaksi pertahanan tubuh akibat terjepitnya pembuluh-pembuluh darah di daerah selangkangan antaran membesarnya rahim.
Kondisi tersebut membuat aliran darah dari daerah tungkai jadi terhambat.
Karena terhambat tadi, sebagian aliran darah akan diresapkan ke luar pembuluh darah yang berada di bawah kulit.
Tapi jika bengkak berlebihan yang mengharuskan Moms sering berganti ukuran sepatu, Moms patut curiga karena menjadi bahaya keracunan kehamilan atau preeklampsia.
Apalagi bila disertai keluhan darah tinggi, mengatasinya bisa dilakukan dengan membatasi makanan berkadar lemak dan natrium tinggi.
Moms juga harus sering-sering mengistirahatkan kaki dengan cara menaikkan kaki minimal sejajar bokong. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Makanan Saat ASI Tidak Keluar, Sangat Disarankan Dikonsumsi Oleh Para Ibu Menyusui
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR