Nakita.id – Sudahkah Si Kecil mengerti konsep berbagi?
Mengajarkan anak supaya mengerti konsep berbagi sejak dini sangatlah penting dilakukan para orangtua.
Jika anak mengerti konsep berbagi sedari kecil, ia akan terbiasa menolong orang lain dan mengeluarkan emosi yang positif.
Meski kelihatannya sederhana, menanamkan hal ini pada anak memang tidak mudah.
Salah satu cara terampuh yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan memberi contoh.
Ingat Moms dan Dads, anak merupakan seorang peniru yang ulung.
Jadi, jangan sampai setelah memberi sesuatu pada orang lain, lalu Moms dan Dads justru mengeluh.
Hal itu akan membuat anak melihat bahwa memberi adalah sesuatu yang berat, mengesalkan, dan seterusnya.
Akibatnya, anak pun tidak terlatih berbagi dengan tulus ikhlas.
Sebaliknya, kalau setelah memberi orangtua mengucap syukur karena telah berbagi, maka anak akan melihat bahwa berbagi itu membahagiakan.
Saat berbagi dengan tulus, tubuh mengeluarkan emosi positif yang membuat pemberi maupun penerima sama-sama bahagia.
Baca Juga: Bukan Cuma Tugas Moms, Begini Cara Dads untuk Berperan Sama Mengajarkan Anak Berbagi di Bulan Puasa
Berikan, lupakan, berikan, lupakan, adalah konsep yang bisa dilatih melalui pembiasaan.
Selain itu, orangtua juga harus memberikan pengertian pada anak bahwa berbagi tak harus berwujud pemberian materi/benda.
Memberi semangat atau menghibur temannya yang sedang sedih termasuk berbagi juga, lo.
Intinya, berbagi adalah sesuatu yang membahagiakan.
Justru mereka yang tidak mau berbagi akan rugi.
Karena terkenal pelit, ia akan dijauhi teman-temannya, tidak ada yang mau berbagi dengannya saat ia membutuhkan sesuatu, dan yang pasti orang yang tidak pernah berbagi tidak pernah merasakan kebahagiaan dalam hidupnya.
Meski sulit, tak ada salahnya Moms mencoba untuk menanamkan konsep berbagi pada anak sejak kecil.
Sebab, memberi dan berbagi membuat anak lebih mudah mengembangkan kemampuan sosialnya.
Seperti menunggu giliran, ia menjadi lebih bermurah hati, toleransi terhadap teman-teman, dan sebagainya.
Sebaliknya, kalau hal ini tak diajarkan sejak dini, anak akan mengalami kesulitan di lingkungan sosialnya.
Besar kemungkinan interaksi sosial dengan orang-orang sekitarnya pun akan terganggu, dan pada akhirnya dijauhi teman-temannya.
Namun, sebelum mengajarkan anak untuk berbagi, penting untuk Moms dan Dads melihat usia anak.
Pasalnya, cara pengajaran anak akan berbeda sesuai dengan usianya.
Di usia ini, anak sedang berada pada fase egosentris. Baginya, semua hal adalah miliknya dan hanya untuknya.
Sebagai langkah awal, orangtua harus mengajarkan konsep kepemilikan. Ini sepatu papa, ini kacamata mama, ini buku kakak.
Dengan demikian, ia belajar bahwa tidak semua benda adalah miliknya.
Lakukan simulasi, misalnya, “Adik mau biskuit Mama? Oke, kita berbagi ya?” Lain waktu ganti katakan, “Ah, Mama mau minta biskuit Adik. Bagi ya?”
Jelaskan, berbagi tidak membuatnya kehilangan seluruh miliknya.
Umpama, ia boleh mengambil dulu biskuit yang diinginkannya, baru sisanya dibagi kepada yang lain.
Begitu juga, dengan bergantian memakai mainan. Pastikan ia akan mendapatkan gilirannya kembali setelah berbagi dengan teman-temannya.
Rasa aman dan kepastian ini membuat anak lebih mudah berbagi.
Jelaskan pada anak, berbagi adalah sesuatu yang menyenangkan.
Baca Juga: Happy Moms Happy Ramadan, Agar Anak Tidak Tumbuh Egois Ada Cara Mudah Mengajari Si Kecil Berbagi
Misalnya, ia mau meminjamkan mainan robot-robotannya, maka ia bisa meminjam mobil-mobilan temannya dan mereka bisa memainkannya bergantian.
Jangan paksa anak untuk berbagi kalau memang belum mau.
Pemaksaan akan membuatnya makin sulit berbagi di kemudian hari.
Anak merasa terampas haknya, sehingga besok lagi kalau ada yang meminta/meminjam barang miliknya, ia akan mati-matian mempertahankannya.
Latihan juga bisa dilakukan melalui cerita, Moms.
Pilih salah satu dongeng yang menceritakan bagaimana beruntungnya orang yang mau berbagi, yaitu temannya banyak, disukai orang, dan banyak kemudahan yang didapat.
Bila latihan berbagi di usia sebelumnya berjalan lancar, harusnya di usia ini konsep berbagi sudah bukan masalah bagi anak.
Yang harus diajarkan selanjutnya adalah menentukan skala prioritas, siapa yang harus mendapatkan uluran tangannya, seberapa banyak, dan bagaimana cara berbagi tanpa menyakiti.
Libatkan anak dalam acara berbagi yang lebih luas, seperti acara amal di panti asuhan, menolong korban bencana, dan sebagainya.
Jadikan satu hari dalam seminggu sebagai hari berbagi. Misalnya, tiap Jumat ia membagikan makanan atau mainan/pakaian yang sudah tidak digunakannya namun masih layak pakai.
Nah, itu dia Moms cara menanamkan konsep berbagi pada anak. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: Wow! Moms, Inilah Manfaat Tidak Terduga Mengajari Anak Berbagi
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR