Nakita.id - Setiap rumah tangga pasti memiliki karakter masing-masing.
Akan tetapi, sejak dahulu sudah tertanam di benak kita bahwa suami merupakan kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah.
Tetapi, saat ini banyak istri yang bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
Bagi kebanyakan suami, gaji identik dengan harga dirinya sebagai kepala keluarga.
Tak heran bila suami jadi minder hanya gara-gara gaji istrinya lebih tinggi.
Sebenarnya, minder-tidaknya suami tergantung dari kepribadian suami-istri itu sendiri dan sikap serta perlakuan masing-masing terhadap pasangannya.
Bila istri rajin mengomel dan gemar mencerca, suami yang normal pun lama-lama akan minder.
Sementara suami yang kurang PD alias tak percaya diri tetap saja dibayangi rasa rendah diri, kendati istrinya sama sekali tak pernah mempersoalkan gajinya yang lebih tinggi.
Suami yang kurang atau malah enggak PD dan konsep harga dirinya rendah, umumnya juga kurang mampu membina hubungan interpersonal yang baik dengan siapa saja, bukan cuma dengan istrinya.
Pria tipe begini, bila memiliki istri berkedudukan/bergaji lebih tinggi, biasanya akan menjadikan dirinya makin merasa tak berarti.
Celakanya, dalam keadaan seperti itu, tiap orang, termasuk suami, memiliki beragam defense untuk mempertahankan harga dirinya yang bisa berkembang menjadi konflik tak terselesaikan.
Sementara istri yang cenderung meremehkan suami, boleh jadi karena sejak kecil tak pernah melihat banyak uang atau merasakan kemewahan.
Hingga, di saat mendapat kelimpahan materi, ia cenderung gampang lupa.
Meski bukan tak mungkin suami-istri tersebut sebetulnya memang sudah bermasalah dan enggan mencari solusi yang sehat. Hingga, si istri sengaja menggunakan kesempatan dan cara-cara tersebut untuk balas dendam atau menyakiti suaminya.
Padahal, kalau ada sesuatu yang tak beres, harusnya dikomunikasikan, bukan malah mencari jalan keluar ngawur semacam itu.
Faktor lain, istri dominan. Istri model ini umumnya memiliki need of power yang tinggi dan tak bisa mengendalikan emosi.
Hati-hati, dominasi istri, bisa mendorong suami mencari perempuan lain yang membuat dirinya merasa dihargai sebagai lelaki. Sekalipun ia mesti menghamburkan uang untuk "membeli" pengakuan tadi, misal.
Sebenarnya, jika masalah di antara suami-istri cuma sebatas gaji, tak akan sampai menimbulkan konflik. Seberapa pun harga dirinya tersinggung, suami yang bersikap dewasa pasti mampu mengontrol dirinya.
Ia akan mengajak istrinya berbicara kala si istri mulai menampakkan perilaku yang kurang menyenangkannya.
Begitu juga istri yang dewasa, akan menegur dengan gaya bicara yang menyenangkan saat merasa tak nyaman dengan kondisi suaminya.
Jadi, bukan berupa kritik pedas yang menyudutkan apalagi menjatuhkan atau menghancurkan.
Bicarakan dengan suami, tapi tidak langsung to the point, meski juga bukan sambil lalu.
Melainkan dalam rangka membicarakan hal lain, semisal, kala membicarakan pengelolaan pengeluaran.
Contoh, "Buat belanja kebutuhan sehari-hari, keperluan sekolah Andi dan pengeluaran regular sebaiknya gaji Mama, deh. Gaji Papa untuk biaya liburan atau untuk kebutuhan mendadak”.
Tidak membandingkan ataupun memaksakan kesuksesan istri pada suami.
Sekalipun perbandingan itu diutarakan untuk memotivasi/memacu suami agar sama-sama berprestasi.
Istri harus bisa mengontrol tindakan-tindakannya dengan tegas-tegas memisahkan perannya di kantor dan di rumah tangga.
Jangan sampai, mentang-mentang jadi pimpinan di kantor, lantas bossy di rumah.
Karena perannya memang berbeda, maka tugas dan kewajibannya juga berlainan. Di rumah, ia tetaplah istri pendamping suami.
Tumbuhkan kepercayaan diri suami yang minder, antara lain dengan memberinya kesempatan melakukan kegiatan lain yang menumbuhkan kebanggaan diri.
Misal, kesempatan untuk berperan aktif dalam keluarga. Kala anak ingin tahu lebih banyak tentang komputer, sarankan untuk bertanya pada bapaknya.
Sekalipun si ibu tak gagap teknologi, kerendahan hati ini juga akan membuat anak percaya bahwa bapaknya bisa melakukan sesuatu yang istimewa dan memberi kebanggaan.
(Sumber: Tabloid Nakita)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR