Nakita.id - Sebagai orangtua, Moms dan Dads tentu tak bisa menyepelekan kanker anak.
Apalagi, publikasi Globocan tahun 2020 menyebut, diestimasikan terdapat 11.156 kasus baru pada kanker anak usia 0-19 tahun di Indonesia.
Kemudian, angka risiko kematian kanker anak ini mencapai 40 persen, yang mana cukup besar di Indonesia.
Peran keluarga, khususnya orangtua, sangatlah penting dalam memberi dukungan pada anak saat divonis kanker.
Sama seperti yang dilakukan oleh Amelia Chandra, ibu dari Marvelino yang saat ini divonis menderita kanker limfoma.
Penasaran dengan kisahnya? Simak selengkapnya berdasarkan wawancara eksklusif yang dilakukan tim Nakita pada Rabu (8/2/2023).
Ibu Amelia sangat bersyukur bahwa seluruh keluarganya mendukung dari pertama Marvelino divonis kanker.
"Alhamdulillah keluarga semua mendukung. Papanya pun mendukung dan mengerahkan semuanya ini. (Tinggal) sama nenek sekarang, papanya yang nyari duit," cerita Ibu Amelia.
"Saya sekarang tinggal di Jakarta bareng Marvel untuk berobat. Persisnya di Graha YOAI (Yayasan Onkologi Anak Indonesia)," tambahnya.
Berdasarkan ceritanya, awalnya Marvel sempat didiagnosa leukemia.
"Waktu itu, sekitar sembilan bulan yang lalu, di bulan Mei setelah lebaran, anak saya itu demam. Demam terus menerus dalam waktu satu bulan dan saya bawa ke rumah sakit terdekat," cerita Ibu Amelia.
Baca Juga: Cara Mendeteksi Kanker pada Anak Sejak Dini Supaya Segera Tertolong
"Ketika itu didiagnosanya, diambil, dan dicek darahnya, hasilnya leukemia. Nah, waktu itu berada di rumah sakit (di) Lampung," lanjut Ibu Amelia bercerita.
Waktu itu, lanjutnya, didiagnosa leukemia dengan ALL (acute lymphoblastic leukemia) 11%.
"Tetapi karena tidak ada alat yang memungkinkan di Lampung, jadi memang untuk pengambilan sampel bisa di Lampung, tapi ketika itu, sampel itu harus dikirim juga ke Jakarta. Jadi, saya memutuskan untuk berangkat ke Jakarta, ke Rumah Sakit Kanker Dharmais," terangnya.
Berdasarkan penuturan ibunda Marvel ini, dinyatakan oleh dokter bahwa leukemianya masih rendah dan tidak dilakukan tindakan kemoterapi.
"Jadi selama empat bulan saya evaluasi terus di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Tapi makin hari, tumbuhlah benjolan di leher anak saya. Kecil-kecil, itu ada sekitar lima benjolan, dan demam itu enggak turun-turun. Jadi, demam nanti turun terus naik lagi, terus menerus," jelasnya.
Setelah 4 bulan berobat, setelah dilakukan pengambilan darah yang kedua dan tindakan BMP, Marvel dinyatakan terkena kanker limfoma.
Persisnya adalah DLBCL (diffuse large B-cell lymphoma).
"Dan dilakukan tindakan kemoterapi sampai saat ini," kata Ibu Amelia.
Dari deskripsi yang disampaikan Ibu Amelia, Marvel sendiri merupakan anak yang kuat serta periang.
"Alhamdulillah anaknya kuat, periang, masih seperti biasa. Bukan kaya anak sakit. Alhamdulillah sehat-sehat saja," terangnya.
Sebagai ibunda tercinta bagi Marvel, Ibu Amelia selalu mengajak anaknya berdiskusi, mendengarkan kemauan anak, serta memotivasi anaknya.
"Kadang ada masanya juga dia muram, enggak mau dibawa ke rumah sakit. Jadi, kita harus berdiskusi," katanya.
"Muramnya karena enggak mau berobat biasanya. Kadang mood-mood-an juga anaknya. Masih 2 tahun, jadi kadang enggak mau dibawa ke rumah sakit," lanjutnya mengatakan.
Maka dari itu, keluarganya termasuk Ibu Amelia sendiri selalu memotivasi Marvel, serta menjelaskan bahwa Marvel sakit dan harus berobat.
Ketika Marvel kesakitan setelah berobat, biasanya Ibu Amelia selalu bertanya pada anak semata wayangnya ini apa saja permintaannya.
"Kalau dia itu lebih suka mainan dinosaurus. Jadi, saya selalu beliin dia dinosaurus biar anaknya diam," ungkapnya.
Tak hanya itu. Ibu Amelia juga bercerita apa yang dialami Marvel saat dilakukan kemoterapi.
"Sekitar lima bulan yang lalu, Marvel itu kemoterapi yang pertama (dan) itu lancar-lancar saja. Waktu masuk kemoterapi yang kedua, ada efek samping sampai Marvel itu enggak bisa jalan," ceritanya.
Selain tidak bisa makan, berat badan Marvel saat itu juga diceritakan menurun drastis dari 14 kg ke 9 kg.
Bahkan, sampai tidak bisa berjalan sama sekali selama 7 minggu karena kemoterapi ini.
"Alhamdulillah sih sampai sekarang anaknya sudah sehat. Sudah kembali lagi seperti semula, jalan seperti semula lagi," katanya bersyukur.
Baca Juga: Pengobatan Kanker Anak di Indonesia, Apakah Sudah Mencukupi?
Menurut cerita Ibu Amelia, awal berobat di Rumah Sakit Kanker Dharmais sendiri itu tidak memakai BPJS Kesehatan.
"Dulu awalnya, saya ke Rumah Sakit Kanker Dharmais itu tidak pakai BPJS," ceritanya.
"Perkiraan sekitar 100 juta dalam empat bulan," ucapnya.
Waktu itu, Ibu Amelia dan Marvelino belum masuk ke dalam yayasan yang ada.
"Jadi, waktu itu memang dari tabungan, dari pinjam ke keluarga dan kerabat," ungkapnya.
"Sekarang sudah pakai BPJS dan masuk yayasan yaitu YOAI (Yayasan Onkologi Anak Indonesia)," tutupnya.
Moms dan Dads bisa bantu ringankan beban Ibu Amelia dan Marvelino, juga orangtua dan anak lainnya yang sedang berjuang melawan kanker.
Salah satunya adalah dengan berdonasi ke salah satu LSM (lembaga swadaya masyarakat) yang membuka pendanaan untuk biaya hidup dan pengobatan kanker anak.
Termasuk pula, alat-alat medis yang dapat menunjang keberlangsungan hidupnya.
Moms dan Dads bisa mencari-cari informasi di media sosial terkait LSM apa saja yang membuka pendanaan itu sendiri.
Seberapa besar donasi yang diberikan untuk mereka akan sangat membantu mempercepat pemulihan anak-anak Indonesia dari kanker yang dideritanya.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR