Nantinya, itu akan mengaktifkan pusat kesenangan di otak anak, Moms.
Jika terlalu sering mengkonsumsinya, tubuh anak Moms mungkin mengasosiasikan sensasi kenikmatan dengan makanan tertentu itu saja, yang cenderung tinggi lemak dan kalori.
Proses itu pada akhirnya dapat mengesampingkan rasa lapar, mendorong anak Moms untuk makan demi kesenangan.
Gangguan hormon-hormon ini dapat memicu siklus makan berlebihan yang terus-menerus.
Moms dapat mengatasi efek samping ini dengan membagi makanan tertentu yang terasa enak dan memakannya dengan kecepatan yang lebih lambat untuk memungkinkan tubuh anak Moms merasakan kenyang.
Efek samping makan berlebihan yang terus-menerus dapat membahayakan fungsi otak.
Beberapa penelitian mengaitkan makan berlebihan terus-menerus dan obesitas dengan penurunan mental pada orang dewasa yang lebih tua.
Satu studi lainnya, menemukan bahwa kelebihan berat badan memengaruhi memori secara negatif, dibandingkan dengan individu dengan berat badan normal.
Namun, lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengidentifikasi tingkat dan mekanisme penurunan mental yang terkait dengan makan berlebihan dan obesitas.
Untuk meluruskan pola makan yang salah ini, tak ada cara lain kecuali dengan membatasi porsi makan anak sekaligus menanamkan keteraturan jadwal makan dan tidak membiarkan anak bersikap seenaknya terhadap makan.
Tentu saja, perubahan perlu dilakukan secara bertahap.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR