"Atau, bisa juga melibatkan lagu-lagu yang liriknya itu diganti dengan materi pelajaran. Jadi, hal ini membuat anak-anak auditori ini menjadi tidak ngantuk lagi, tapi bersemangat untuk belajar," jelas Fabiola.
Untuk metode pembelajaran kinestetik, anak-anak cenderung aktif bergerak tanpa henti.
"Jika terjadi hal seperti ini, sebenarnya jangan sampai disikapi sebagai anak yang bandel, enggak bisa diam. Bisa jadi mereka memang memiliki gaya belajar yang unik, yang melibatkan gerak fisiknya," pesan Fabiola.
Untuk itu, psikolog anak ini menyarankan untuk memberikan banyak proyek kepada anak.
"Misalnya, membuat gunung berapi meletus. Ini tuh buat anak-anak sangat menarik, apalagi anak-anak dengan gaya belajar kinestetik," ujarnya.
Fabiola menyetujui bahwa menjadi seorang psikolog anak yang masuk ke dalam ruang praktek itu harus seimbang emosinya.
"Karena kan niatnya membantu. Kalau kita sendiri tidak berdamai dengan emosi kita, kita enggak akan bisa memberikan bantuan secara total, secara penuh," ungkapnya.
Fabiola menceritakan, hal pertama yang dirinya lakukan adalah mengosongkan terlebih dulu.
"Mengosongkan itu bukan berarti mengabaikan. Tapi, mengosongkan adalah apapun yang sebagai manusia kita alami di luar sana. Misalnya, dengan keluarga, dengan pekerjaan, atau dengan teman di luar ruang praktek. Itu memang harus sudah selesai," katanya.
"Caranya yang pertama adalah, dikenali dulu sebelum praktek, hari ini aku memiliki masalah apa, terus terkait dengan siapa. Kita kenali dulu," lanjutnya.
Setelah mengenali, langkah berikutnya yang Fabiola lakukan adalah memahami situasi dan emosi yang dirasakan.
Baca Juga: Apa Saja Dampak Jika Anak Tidak Mendapatkan Pendidikan Sejak Dini? Ini Jawaban Kepala Sekolah
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR