Selain itu, ciri-ciri lainnya adalah anak mengalami keterlambatan mental, sulit fokus terhadap sesuatu, bahkan lebih gampang sakit karena imunitasnya yang rendah.
Bidan Finna menyampaikan bahwa faktor penyebab stunting itu adalah kurangnya gizi sejak 1000 hari pertama kehidupan. Bahkan, dari sebelum hamil.
"Makanya, 3 bulan sebelum pernikahan sebaiknya sudah memeriksakan status gizi atau sudah konsultasi dengan bidan atau dokter terdekat mengenai asupan gizinya," pesan Bidan Finna.
Selain kurangnya asupan gizi, kurangnya pengetahuan Moms dan Dads mengenai gizi sebelum hamil juga dapat memicu risiko stunting itu sendiri.
Ditambah, kurangnya akses ke bidan atau dokter yang mudah dijangkau, terutama di kota-kota kecil.
"Biasanya sih kan stunting ini terjadi di kota-kota kecil ya. Bukan berarti di kota-kota besar tidak terjadi stunting," tegas Bidan Finna.
"Di kota besar pun terjadi stunting, tapi lebih banyak di kota-kota kecil," lanjutnya menekankan.
Selain itu, masalah lingkungan juga ternyata memicu risiko stunting pada anak, Moms dan Dads.
Mulai dari kebersihan lingkungan, ketersediaan air bersih, hingga gaya hidup yang diterapkan sehari-hari.
"Kalau misalnya lingkungan kita enggak bersih, kita pun lebih gampang sakit ya. Imun kita lebih rendah dan lebih gampang terpapar sakit. Jadi itu berpengaruh juga," terang Bidan Finna.
Bahkan, kebiasaan merokok maupun minum alkohol juga berisiko terpapar stunting bagi anak.
Baca Juga: Srikandi untuk Negeri untuk Dukung Program Pemerintah Sejahterakan Ibu Hamil
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR