Nakita.id - Setiap orangtua tentu menginginkan tumbuh kembang anaknya menjadi optimal.
Namun sayangnya, tak sedikit orangtua yang abai akan masalah tumbuh kembang anak ini.
Termasuk stunting yang akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan.
Stunting sendiri sudah bisa dicegah sejak 1000 HPK (hari pertama kehidupan). Atau dalam kata lain, sejak masa kehamilan berlangsung.
Di masa kehamilan inilah peran dokter kandungan sangat dibutuhkan untuk memantau tumbuh kembang janin agar bisa menghasilkan Generasi Emas 2045.
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh dr. Ruswantriani, Sp.OG selaku dokter spesialis kandungan di RSU Bunda Menteng.
Penasaran dengan upaya-upaya yang sudah dilakukan dokter ini untuk mencegah stunting sejak masa kehamilan? Tanpa berlama-lama, yuk simak perjalanannya berikut ini!
Sudah menjadi dokter obgyn sejak tahun 2014, dr. Ruswantriani menjadi dokter karena mengikuti jejak ayahnya yang juga sama-sama dokter obgyn.
"Setiap hari pemandangan saya itu melihat bapak saya pergi ke rumah sakit, menolong orang melahirkan. Itu motivasi awal sih," ceritanya saat diwawancara Nakita, Jumat (14/7/2023).
"Kemudian waktu masuk ke (Sekolah) Kedokteran, ada stase waktu di bagian kandungan. Waktu bantu ngelahirin persalinan kok rasanya senang banget ya menjadi orang pertama yang mendengar tangisan bayi," lanjutnya bercerita.
Tak sampai di situ. dr. Ruswantriani yang sudah berpraktik hampir 10 tahun ini juga mengaku bahwa menjadi dokter obgyn itu adalah profesi yang unik.
"Kalau dokter obgyn itu lebuh banyak kita membawa kabar bahagia, buat orang lain senang. Kan, datang ke kita dan pulang bawa bayi," ujar dr. Ruswantriani.
Selama menjadi dokter spesialis kandungan, dr. Ruswantriani menyebut bahwa kepentingan nomor satunya jatuh pada edukasi.
"Tugas kita tetap memberikan edukasi yang tepat, sehingga ibu hamil itu mempunyai wawasan juga yang benar mengenai bagaimana menjaga kehamilannya agar tetap sehat," ungkapnya.
Salah satunya adalah pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, sekaligus memantau tumbuh kembang bayi dalam kandungan.
"Lalu, yang paling penting juga adalah untuk mengenali secara lebih cepat apakah ada hal-hal yang tidak normal atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil.
Termasuk misalnya, ada riwayat penyakit yang secara umum bisa menyebabkan komplikasi pada kehamilannya," tambah dr. Ruswantriani.
Salah satunya adalah stunting sejak bayi. Atau, dalam istilah medis disebut IUGR (Intrauterine Growth Restriction) yang berarti pertumbuhan janin terhambat.
Memeriksakan kehamilan secara rutin juga sangat bermanfaat untuk mempersiapkan kehamilan, sehingga ibu dan bayi dapat melahirkan dengan selamat dan trauma seminimal mungkin.
"Juga, mempersiapkan ibu pada masa setelah melahirkan yaitu untuk pemberian ASI.
Dan juga, mempersiapkan mental dan peran ibu serta keluarganya untuk bisa menerima kelahiran bayi ini, sehingga tumbuh kembang bayi juga akan berlangsung secara optimal," kata dr. Ruswantriani menjelaskan.
Baca Juga: #PerempuanPastiBisa Jadi Penggerak Perubahan, Grid Network Persembahkan Srikandi untuk Negeri
Selain itu, peran dr. Ruswantriani yang lainnya adalah dimana dirinya harus melawan berbagai stigma yang adalah merupakan kata-kata dari orangtua.
"Itu juga yang memang menjadi tantangan untuk kita meluruskan hoaks-hoaks itu, karena memang banyak juga yang enggak benar," kata dr. Ruswantriani menjelaskan.
Menurut dr. Ruswantriani, tantangan sulit yang pernah dijalankannya adalah ketika memberikan kabar atau keputusan yang kurang baik atau tidak diharapkan pasien. Lalu, ditolak mentah-mentah oleh pasien.
"Padahal, kita mungkin sebenarnya tahu bahwa sebenarnya kalau pasien enggak memilih itu, karena itu akan membahayakan buat dia sendiri dan juga bayinya. Tetapi kan semua pasien itu ada keterbatasannya," ungkap dr. Ruswantriani.
"Kadang dengan perbedaan tingkat pemahaman, perbedaan adat istiadat, perbedaan cara mengambil keputusan itu sangat berpengaruh," lanjutnya bercerita.
Biasanya dr. Ruswantriani mengajak diskusi bersama dengan pasien, juga menerangkan dengan rinci dan baik agar dapat dipahami.
"Tetapi memang itu butuh suatu kesabaran. Butuh suatu usaha bagaimana akhirnya mereka (pasien) bisa memahami apa yang kita sarankan kepada mereka," ujarnya.
"Itu sebenarnya adalah suatu keputusan yang InsyaAllah akan baik untuk dirinya dan juga bayinya," lanjutnya berharap.
dr. Ruswantriani menekankan bahwa dokter obgyn juga seorang manusia, yang mana sering merasa kelelahan secara fisik dan mental. Terlebih, jika sudah berkeluarga.
"Yang pertama adalah, selalu kita terapkan pola makan yang baik dan bagaimana pun, kalau bisa, berolahraga dan tidur cukup," sebutnya.
Hal ini sangat penting bagi dokter obgyn, karena membutuhkan stamina yang baik untuk bekerja termasuk membantu proses persalinan.
"Untuk dokter obgyn, itu adalah sesuatu yang luar biasa. Jadi, jangan pernah harapkan dokter obgyn itu tidurnya akan cukup," ujar dr. Ruswantriani.
Sedangkan untuk kesehatan mental, dirinya selalu mengusahakan untuk memisahkan urusan pekerjaan dan urusan keluarga.
"Karena bagaimana pun, ketika kita balik ke rumah, apalagi kita sebagai perempuan dan seorang ibu, itu kita kembali ke kodrat kita untuk mengurus keluarga," katanya menerangkan.
"Jadi menurut saya sih, untuk menjaga kesehatan mental adalah tetap kembali menjadi kodrat kita selain menjadi dokter, kita punya tanggung jawab menghabiskan waktu bersama keluarga, menghabiskan waktu bersama anak-anak. Justru itu yang membuat mental kita tetap baik," tuturnya.
Terakhir, tak lupa dirinya juga selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah agar apa yang dikerjakan selalu berada dalam lindungan dan rida-Nya.
dr. Ruswantriani menyampaikan bahwa kehamilan adalah suatu hal yang harus direncanakan dan bukan tiba-tiba.
"Saat ini, kita tahu bahwa biaya hidup tinggi, biaya anak sekolah mahal. Jadi, ketika kita memutuskan untuk hamil, menurut saya itu butuh suatu kesiapan dari diri kita dan pasangan. Dan ketika kita siap, pasti kita akan yang pertama mencoba mempersiapkan kehamilan itu sebaik mungkin," katanya berpesan.
Selain itu, penting juga untuk para ibu hamil untuk selalu mencari pengetahuan mengenai masalah kehamilan yang benar.
Bahkan, mencari support system yang memang kompeten dan bisa diajak diskusi terkait kehamilan, seperti dokter spesialis kandungan atau bidan.
"Karena bagaimana pun, sekarang kita butuh banyak diskusi mengenai pilihan persalinan, pilihan obat. Itu kita butuh diskusi," sebut dr. Ruswantriani.
Terakhir, peran suami juga paling penting untuk membantu ibu hamil menjalankan proses kehamilan hingga proses melahirkan dan menyusui.
Baca Juga: Srikandi untuk Negeri untuk Dukung Program Pemerintah Sejahterakan Ibu Hamil
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR