Nakita.id - Apakah Moms pernah mendengar hidangan khas Indonesia bernama sup konro?
Sup konro adalah masakan sup iga sapi khas Indonesia yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Sup konro sendiri biasanya dibuat dengan bahan iga sapi atau daging sapi disertai kuah berwarna coklat kehitaman.
Biasanya, hidangan ini dimakan dengan burasa dan ketupat yang dipotong-potong terlebih dahulu.
Sup konro sendiri bisa Moms temukan dengan mudah di restoran-restoran yang ada di Makassar.
Namun kini, sup konro sudah bisa ditemukan salah satunya di Jakarta.
Salah satu restoran yang menjual sup konro terbaik di kota ini adalah Sop Konro Karebosi.
Bahkan kabarnya, restoran ini sudah buka 55 tahun lamanya!
Dibuka sejak tahun 1968 di Makassar, Sop Konro Karebosi kini sudah dikelola oleh Nia Hanafie selaku generasi kedua.
Sejak awal dibuka, restoran ini hanya memiliki 10 karyawan saja.
Namun kini, sudah sekitar 30 karyawan yang bekerja di restoran ini.
Baca Juga: Wow! Ini Dia Bermacam Kuliner Penggoyang Lidah dari Makassar
Meski menjual beberapa hidangan khas Makassar, ada dua hidangan unggulan di restoran Sop Konro Karebosi ini sejak awal dibuka.
Yakni, sop konro dan konro bakar yang dijual dengan kisaran harga Rp 70-80 ribu.
"Selalu mempertahankan cita rasa (sup konro) adalah rahasianya," ungkap Nia Hanafie saat ditanyai Nakita dalam acara konferensi pers Festival Jajanan Bango 2023: Bangkitkan Sejuta Rasa Nusantara, Selasa (3/10/2023).
"Dari dulu sampai sekarang cita rasa enggak pernah berubah," tegasnya.
Nia Hanafie menjelaskan, ada rasa manis dan pedas yang dihasilkan dari kedua hidangan unggulan ini.
"Rasa manisnya karena kita memakai kecap Bango.
Kemudian, rasa pedasnya dari rempah-rempah yang digunakan agar bisa memuaskan lidah konsumen," tuturnya.
Nia Hanafie bercerita, dari generasi pertama hingga generasi kedua, tidak ada perubahan bahan-bahan yang digunakan saat memasak sup konro.
"Enggak ada yang dikurangi dan tidak ada yang dilebih-lebihkan.
Tetap dipertahankan dari awal," ujarnya.
Dari jam 6 pagi hingga jam 10 pagi, Nia Hanafie menghabiskan waktunya di dapur untuk meracik bumbu.
Selagi meracik bumbu, Nia Hanafie juga mengolah sekitar 500 kg daging beserta tulang setiap harinya.
"Tidak ada siapapun di dapur, apalagi karyawan ataupun anggota keluarga sendiri. Hanya saya sendiri," ungkapnya.
Dirinya menceritakan bahwa resep asli yang digunakan restoran Sop Konro Karebosi ini didapat dari ayahnya sebagai generasi pertama.
Baru setelah semuanya selesai dibuat, baik sup konro maupun konro bakar siap disajikan kepada pelanggan oleh karyawan.
"Pesan bapak saya itu, harus menjaga resep dari orangtua agar tidak sampai bocor," katanya.
Nia Hanafie juga sempat bercerita, penjualan Sop Konro Karebosi sempat terdampak akibat pandemi di pertengahan awal tahun 2020.
"Di situlah kita merasa bahwa pandemi itu berdampak banget, ya," ceritanya.
"Penjualan menurun hampir 50 persen ya, karena waktu itu kita tidak bisa makan di tempat," lanjutnya.
Namun, dengan bantuan mitra delivery yang ada sangat membantu bisnis Sop Konro Karebosi kembali berjalan.
"Sangat membantu ya pada waktu itu," tutur Nia Hanafie.
"Karena dilarang makan di tempat, jadi kita memakai mitra delivery itu," terang Nia Hanafie.
Selain menyediakan hidangan khas Sop Konro Karebosi, saat itu, tersedia juga kemasan frozen food yang bisa dibuat sendiri di rumah.
Akan tetapi, frozen food ini hanya tersedia saat masa-masa pandemi Covid-19.
Setelah pandemi, penjualan frozen food Sop Konro Karebosi diberhentikan agar konsumen dapat menikmati langsung cita rasa dari sup konro sekaligus konro bakar yang disajikan.
Selama 55 tahun, Sop Konro Karebosi masih eksis dan selalu ramai pengunjung.
Baik itu di kalangan penduduk Makassar maupun luar Makassar, dan dari berbagai jangkauan usia.
Tahun ini, Sop Konro Karebosi kembali diundang untuk berpartisipasi di Festival Jajanan Bango 2023.
"Senang sekali kami kembali diundang untuk berpartisipasi di Festival Jajanan Bango 2023 yang tahun ini mampir di kota kampung halaman saya," ujar Nia Hanafie dengan senang.
"Semoga festival ini bisa semakin menghidupkan industri kuliner di Makassar sebagai 'Kota Makanan Enak'," tutupnya.
Salah satu kuliner legendaris yang akan hadir adalah konro bakar.
Hidangan ini disebut-sebut memiliki cita rasa yang melezatkan berkat konsistensinya, termasuk penggunaan kecap Bango yang menjadi kunci kelezatan menu konro bakar.
Menandai 95 tahun perjalanan, Bango kembali menghadirkan Festival Jajanan Bango 2023 di dua kota, yakni Jakarta dan Makassar.
Bertemakan 'Bangkitkan Sejuta Rasa Nusantara', Festival Jajanan Bango 2023 akan menjadi festival kuliner pertama yang memberikan pengalaman multisensori menggunakan teknologi imersif yang memanjakan kelima indera.
Tujuannya untuk membangkitkan apresiasi dan semangat pelestarian kuliner Indonesia di tengah makin bermunculannya culinary gem dari mancanegara melalui aneka hidangan yang tersedia.
"Bango juga konsisten menjalankan misi melestarikan kuliner nusantara, salah satunya melalui pelaksanaan Festival Jajanan Bango sejak 2005.
Di acara ini, pengunjung bisa mengeksplorasi kelezatan aneka hidangan otentik yang disajikan oleh para legenda kuliner dari Sabang hingga Merauke, terutama yang menggunakan kecap manis sebagai culinary gem asli Indonesia," ujar Ari Astuti selaku Head of Marketing Nutrition Indonesia, PT Unilever Indonesia, Tbk.
Festival Jajanan Bango 2023 akan pertama hadir di kota Makassar yang menyandang predikat 'Kota Makanan Enak' pada 7-8 Oktober 2023 di Parking Lot Phinisi Point.
Selanjutnya, Festival Jajanan Bango 2023 akan digelar di kota Jakarta pada 27-29 Oktober 2023 di Parkir Timur Senayan.
Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Bango hendak membangkitkan semangat pelestarian kuliner Nusantara di tengah generasi muda.
"Kami mengundang seluruh pecinta kuliner di Jakarta dan Makassar bergabung di Festival Jajanan Bango 2023 untuk satukan tekad melestarikan kekayaan kuliner nusantara terutama yang menggunakan kecap.
Dengan demikian, keberadaan kecap manis dapat terus kekal sebagai culinary gem kebanggaan kita semua," tutup Ari Astuti.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR