Nakita.id - Anemia adalah kondisi medis yang disebabkan oleh kurangnya sel darah merah sehat atau kadar hemoglobin yang cukup dalam tubuh.
Kondisi ini dapat memiliki dampak serius pada kesehatan anak-anak, terutama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan.
Artikel ini akan membahas bagaimana anemia dapat meningkatkan risiko stunting pada anak-anak.
Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik anak terhambat dan tinggi badan mereka jauh lebih rendah dari yang seharusnya pada usia mereka.
Ini adalah masalah global yang sering terjadi pada anak-anak di negara-negara berkembang.
Stunting dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan dan perkembangan anak.
Termasuk masalah kognitif dan gangguan perkembangan fisik.
1. Kurangnya Zat Besi
Anemia seringkali disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam diet anak-anak. Zat besi adalah nutrisi penting yang diperlukan untuk produksi hemoglobin dalam darah, yang membawa oksigen ke sel-sel tubuh. Anak-anak yang menderita anemia biasanya memiliki kadar zat besi yang rendah dalam tubuh mereka.
2. Dampak pada Metabolisme
Anemia dapat mengganggu metabolisme tubuh, termasuk metabolisme sel-sel yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kurangnya oksigen yang dibawa oleh hemoglobin dapat menghambat proses-proses ini.
3. Penurunan Daya Tahan Terhadap Infeksi
Anak-anak yang menderita anemia cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, yang membuat mereka rentan terhadap infeksi. Infeksi kronis atau berulang dapat menyebabkan stunting karena tubuh anak-anak akan memprioritaskan melawan infeksi daripada pertumbuhan.
4. Gangguan Pencernaan
Anemia juga dapat menyebabkan gangguan dalam sistem pencernaan, seperti perubahan dalam penyerapan nutrisi. Hal ini dapat mengakibatkan anak-anak tidak dapat memanfaatkan nutrisi yang mereka konsumsi dengan baik, termasuk zat besi.
Pencegahan anemia pada anak-anak dapat membantu mengurangi risiko stunting.
Berikut adalah beberapa tindakan yang dapat diambil:
1. Pemberian Makanan Kaya Zat Besi: Memastikan anak-anak menerima makanan yang mengandung zat besi cukup, seperti daging merah, ikan, telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan makanan yang diperkaya dengan zat besi.
2. Suplementasi Zat Besi: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan suplemen zat besi untuk anak-anak yang memiliki risiko tinggi mengalami anemia.
3. Pantau Kesehatan: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan skrining untuk anemia pada anak-anak untuk mendeteksi kondisi ini sejak dini.
4. Pendidikan Gizi: Memberikan edukasi kepada orang tua dan pendidik tentang pentingnya gizi yang seimbang dan mengandung zat besi untuk anak-anak.
5. Kontrol Infeksi: Upayakan pencegahan infeksi dengan menjaga kebersihan dan vaksinasi yang tepat.
Baca Juga: Benarkah Kecerdasan Anak Stunting di Bawah Anak Lain Seusianya? Ini Penjelasannya
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR