Namun, selain itu, ada penyebab lain yang dapat memicu bayi lahir dengan berat badan yang rendah, yaitu kondisi kesehatan ibu yang tidak optimal selama kehamilan.
“Kesehatan ibu yang tidak optimal seperti mengalami infeksi, kekurangan nutrisi, menggunakan bahan berbahaya dapat membuat bayi berisiko lahir dengan berat badan yang rendah.
Misalnya seperti menggunakan narkoba, merokok atau terpapar dengan asap rokok dari lingkungan sekitarnya,” jelas dr. Caessar.
Meski menjadi faktor utama, tapi Moms perlu tahu bahwa bayi prematur dan bayi BBLR merupakan dua kondisi yang berbeda.
“Bayi dikatakan prematur apabila lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sementara, bayi dikatakan memiliki BBLR apabila berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram,” ujar dr. Caessar.
“Bayi prematur bisa saja memiliki kondisi BBLR dan sebaliknya, tetapi hal tersebut tidak pasti. Ada bayi prematur yang berat badan saat lahirnya tidak di bawah 2500 gram,” sambungnya.
Jika Si Kecil terlahir dengan berat badan yang rendah, Moms dan Dads tentu harus tetap waspada.
Pasalnya, terdapat dampak jangka pendek maupun panjang yang berisiko dialami bayi.
“Dalam jangka pendek, bayi BBLR lebih rentan mengalami infeksi dan risiko kematian,” kata dr. Caessar Pronocitro, Sp. A, M.Sc, Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
“Selain itu, efek jangka panjangnya seperti lebih mudah mengalami penyakit kronis. Misalnya seperti penyakit diabetes dan penyakit jantung, serta gangguan belajar, perilaku, dan motorik di masa depan,” imbuhnya.
dr. Caessar menjelaskan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan rendah umumnya akan menjalani perawatan di rumah sakit terlebih dahulu.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Mengeluarkan ASI Sebelum Bayi Lahir, Amankah Dilakukan?
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR