Nakita.id – Bayi dengan berat badan lahir rendah masih menjadi salah satu permasalahan yang banyak terjadi di Indonesia.
Pasalnya, bayi yang lahir dengan berat badan rendah dapat berisiko mengalami gagal tumbuh atau stunting.
Penyebab berat badan bayi rendah ketika lahir pun beragam.
Namun, dua faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah kesehatan ibu yang tidak optimal selama kehamilan dan pemantauan kehamilan yang kurang teratur.
Ketika melihat Si Kecil lahir dengan berat badan rendah, setiap orangtua pasti merasakan kekhawatiran.
Tapi, Moms dan Dads tak perlu berlarut-larut dalam kesedihan, karena dengan perawatan ekstra dan perhatian yang khusus, pertumbuhan dan perkembangan bayi bisa kembali berjalan optimal.
Lantas, bagaimana perawatan yang tepat untuk bayi dengan berat badan lahir rendah?
Untuk mengetahui penjelasan selengkapnya, Nakita telah mewawancarai secara eksklusif dr. Caessar Pronocitro, Sp. A, M.Sc, Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan bayi BBLR adalah prematuritas.
“Bayi yang lahir prematur berisiko lebih tinggi mengalami BBLR,” kata dr. Caessar.
Baca Juga: Ibu Sehat Bayi Lahir Selamat, Ini Tips Program Hamil di Atas Usia 35 Tahun
Namun, selain itu, ada penyebab lain yang dapat memicu bayi lahir dengan berat badan yang rendah, yaitu kondisi kesehatan ibu yang tidak optimal selama kehamilan.
“Kesehatan ibu yang tidak optimal seperti mengalami infeksi, kekurangan nutrisi, menggunakan bahan berbahaya dapat membuat bayi berisiko lahir dengan berat badan yang rendah.
Misalnya seperti menggunakan narkoba, merokok atau terpapar dengan asap rokok dari lingkungan sekitarnya,” jelas dr. Caessar.
Meski menjadi faktor utama, tapi Moms perlu tahu bahwa bayi prematur dan bayi BBLR merupakan dua kondisi yang berbeda.
“Bayi dikatakan prematur apabila lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sementara, bayi dikatakan memiliki BBLR apabila berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram,” ujar dr. Caessar.
“Bayi prematur bisa saja memiliki kondisi BBLR dan sebaliknya, tetapi hal tersebut tidak pasti. Ada bayi prematur yang berat badan saat lahirnya tidak di bawah 2500 gram,” sambungnya.
Jika Si Kecil terlahir dengan berat badan yang rendah, Moms dan Dads tentu harus tetap waspada.
Pasalnya, terdapat dampak jangka pendek maupun panjang yang berisiko dialami bayi.
“Dalam jangka pendek, bayi BBLR lebih rentan mengalami infeksi dan risiko kematian,” kata dr. Caessar Pronocitro, Sp. A, M.Sc, Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
“Selain itu, efek jangka panjangnya seperti lebih mudah mengalami penyakit kronis. Misalnya seperti penyakit diabetes dan penyakit jantung, serta gangguan belajar, perilaku, dan motorik di masa depan,” imbuhnya.
dr. Caessar menjelaskan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan rendah umumnya akan menjalani perawatan di rumah sakit terlebih dahulu.
Baca Juga: Mitos vs Fakta Mengeluarkan ASI Sebelum Bayi Lahir, Amankah Dilakukan?
“Apabila kondisi bayi belum stabil, maka umumnya akan dilakukan perawatan di rumah sakit. Sebagian bayi BBLR membutuhkan perawatan di unit intensif.
Selama perawatan akan dilakukan pemantauan pertumbuhan dan kondisi bayi, apabila dinilai telah stabil maka bayi dapat dirawat di rumah oleh orangtua,” jelas dr. Caessar kepada Nakita via telepon, Selasa (31/10/2023).
Jika sudah diizinkan untuk pulang, perawatan khusus dan ekstra untuk bayi BBLR juga tidak boleh terabaikan, Moms.
Setelah keluar dari rumah sakit, Moms dan Dads perlu memantau pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil secara rutin.
“Untuk merawat bayi dengan berat badan lahir rendah, orangtua perlu memberikan kecukupan nutrisi dan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin pada dokter spesialis ilmu kesehatan anak,” ujar dr. Caessar.
dr. Caessar juga mengingatkan para orangtua agar tidak lupa untuk melengkapi imunisasi anak.
Selain fisik, orangtua juga perlu memerhatikan aspek perkembangan sosial dan emosional bayi.
“Orangtua perlu memberikan kasih sayang dan stimulasi yang positif pada bayi selama masa pertumbuhannya,” saran dr. Caessar.
Meski bisa diatasi, alangkah baiknya jika kasus bayi dengan berat badan lahir rendah dicegah.
Untuk menekan tingginya kasus bayi BBLR, diperlukan juga keterlibatan masyarakat di dalamnya.
Menurut dr. Caessar, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi angka kasus bayi BBLR, seperti:
Baca Juga: Bisa Bikin Bayi Lahir Berkulit Putih, Benarkah Mitos Ibu Hamil Minum Kepala Muda Terbukti?
- Memastikan edukasi dan perencanaan kehamilan yang baik
- Memenuhi kebutuhan nutrisi terutama pada calon ibu hamil dan ibu hamil
- Memberikan motivasi agar calon ibu hamil dan ibu hamil mendapatkan informasi medis yang tepat
- Rutin memeriksakan kesehatannya di tenaga medis yang terpercaya
Sementara itu, bagi Moms yang tengah hamil, penting untuk menjaga kesehatan diri sendiri maupun janin. Moms bisa melakukan beberapa cara berikut:
- Perencanaan kehamilan yang baik
- Menjaga agar ibu hamil memiliki status nutrisi yang baik
- Memeriksakan kehamilan rutin ke tenaga kesehatan yang terpercaya
- Menghindari stres serta paparan zat berbahaya seperti rokok dan narkoba
- Mengonsumsi makanan bernutrisi serta suplementasi yang disarankan oleh tenaga kesehatan selama kehamilan
Nah, itu dia Moms perawatan yang perlu dilakukan untuk bayi dengan berat badan lahir rendah. Semoga bermanfaat, ya!
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR