Rizki sempat menduga kalau memar sang anak disebkan oleh demam.
“Jadi, kami bawa anak saya ke pihak dokter dan dokter melakukan screening sampai ke cek lab dan tes darah. Hasilnya semuanya bagus,” tutur Rizki.
“Jadi, dokter menyimpulkan bahwa memar itu bukan dari demamnya. Tapi karena ada benturan atau ada tekanan, sehingga badan anak saya memar-memar,” lanjutnya.
Setelah kejadian tersebut, Rizki justru menerima laporan dari guru-guru di daycare.
"Karena mereka juga baru tahu, ternyata ada bukti itu (CCTV) akhirnya kami laporan ke polisi," tukas Rizki.
Kuasa hukum Rizki menyebutkan kalau MI, terduga pelaku merupakan seorang influencer parenting.
“Karena kita ketahui bersama bahwa terduga merupakan salah satu influencer terkenal, dan bahkan memberikan sosialisasi terkait dengan parenting,” kata Leon.
Lebih lanjut, pihak Rizki meminta agar masyarakat memberikan perhatian mengenai kasus kekerasan anak di daycare tersebut.
“Tidak ada kata maaf bagi pelaku kekerasan terhadap anak,” pungkasnya.
Baca Juga: Jangan Sampai Salah Pilih untuk Si Kecil, Berikut Ini Perbedaan Daycare dan Preschool untuk Anak
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR