Nakita.id - Sarapan memiliki peran penting dalam mendukung performa dan kesehatan anak di sekolah.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang tidak sarapan cenderung mengalami kesulitan dalam konsentrasi, penurunan daya ingat, dan merasa lemas, yang bisa berdampak pada prestasi akademik mereka.
Sarapan yang bergizi menyediakan glukosa yang dibutuhkan otak untuk berfungsi optimal, memberikan energi bagi tubuh, dan membantu menjaga stabilitas gula darah.
Sarapan memberikan asupan pertama kalori dan nutrisi setelah tidur malam yang panjang.
Saat tidur, tubuh tetap bekerja memproses makanan yang dimakan sebelumnya dan menjaga fungsi organ vital.
Sehingga, ketika pagi hari tiba, tubuh butuh bahan bakar baru.
Ketika anak melewatkan sarapan, otaknya tidak mendapatkan cukup energi, yang bisa membuatnya merasa lemas atau "lemot" dan sulit berkonsentrasi.
Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara kebiasaan sarapan dan kinerja akademik.
Anak-anak yang rutin sarapan cenderung memiliki prestasi lebih baik di sekolah, terutama dalam mata pelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti matematika dan sains.
Sebaliknya, anak yang melewatkan sarapan dapat mengalami penurunan kognitif sementara, yang membuatnya lebih sulit untuk memproses dan menyimpan informasi.
Sarapan memberi otak glukosa yang diperlukan untuk berfungsi optimal.
Baca Juga: Cara Membiasakan Anak Sarapan, Moms dan Dads Ikut Makan Pagi?
Glukosa adalah bahan bakar utama bagi otak, dan tanpanya, anak mungkin akan sulit fokus dan daya ingatnya bisa menurun.
Sarapan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak sehat dapat menyediakan energi yang tahan lama.
Ini penting, terutama untuk anak-anak yang aktif secara fisik. Tanpa sarapan, mereka akan lebih cepat lelah dan cenderung mengantuk.
Gula darah yang stabil karena sarapan membantu anak menghindari perubahan suasana hati yang drastis.
Anak-anak yang tidak sarapan cenderung lebih mudah marah atau kesulitan mengendalikan emosi.
Ketika anak sering melewatkan sarapan, selain kemungkinan menjadi “lemot” di sekolah, mereka juga bisa mengalami dampak lain yang bersifat jangka panjang, antara lain:
Sarapan yang bergizi memberikan nutrisi seperti vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang optimal.
Anak yang sering tidak sarapan mungkin berisiko kekurangan zat gizi tertentu, seperti zat besi dan kalsium, yang dapat berdampak pada kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuhnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak sarapan cenderung makan berlebihan pada waktu makan berikutnya atau cenderung memilih camilan tinggi kalori.
Hal ini meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya.
Anak yang lapar lebih sulit berkonsentrasi dan menyerap pelajaran.
Baca Juga: Tips Membiasakan Anak Sarapan Pagi, Kebiasaan Sehat yang Perlu Ditanamkan Sejak Kecil
Ini berisiko menurunkan nilai akademis mereka karena kemampuan kognitif yang tidak optimal.
Meyakinkan anak untuk makan sarapan setiap pagi bisa menjadi tantangan tersendiri.
Sarapan yang tidak membutuhkan waktu lama untuk dipersiapkan, seperti oatmeal, roti gandum dengan selai kacang, atau buah-buahan, bisa menjadi pilihan yang baik.
Membuatnya dalam bentuk yang menarik juga bisa meningkatkan selera anak untuk makan.
Dengan melibatkan anak dalam memilih makanan yang mereka sukai, mereka akan lebih tertarik untuk sarapan.
Berikan pilihan sehat yang bervariasi agar mereka tidak bosan.
Membuat rutinitas sarapan yang konsisten membantu anak terbiasa makan pada waktu yang sama setiap pagi.
Ini juga membantu mereka memahami pentingnya sarapan dalam keseharian.
Sarapan idealnya mencakup kombinasi karbohidrat kompleks, protein, dan lemak sehat.
Karbohidrat kompleks dari roti gandum atau oatmeal memberi energi tahan lama, protein dari telur atau kacang-kacangan membantu mengembangkan otot, dan lemak sehat dari alpukat atau kacang-kacangan penting untuk kesehatan otak.
Studi yang dilakukan oleh banyak institusi menunjukkan bahwa sarapan memiliki dampak signifikan pada kinerja akademik anak.
Di beberapa negara, program sarapan sekolah sudah diterapkan untuk membantu anak-anak yang mungkin tidak mendapatkan sarapan di rumah.
Hasilnya menunjukkan peningkatan performa belajar dan partisipasi siswa di kelas.
Di Indonesia, meskipun belum merata, beberapa program juga mulai diperkenalkan, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap masalah gizi.
Program ini didasari oleh banyak penelitian yang menyatakan bahwa sarapan berperan penting dalam mencegah stunting dan masalah gizi lainnya pada anak sekolah.
Dengan bukti yang ada, penting bagi orang tua untuk memastikan anak-anak mendapatkan sarapan yang bergizi sebelum berangkat ke sekolah.
Sarapan tidak hanya memberikan energi, tetapi juga membantu meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan stabilitas emosional anak.
Membangun kebiasaan sarapan sehat sejak dini dapat membantu anak tumbuh dengan pola makan yang baik, yang pada akhirnya mendukung kesehatan dan prestasi akademisnya di masa depan.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Baca Juga: Jadikan Tulang Ayam Sebagai Menu Sarapan Anak, Zaskia Mecca Tuai Pujian Warganet
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR