Glukosa adalah bahan bakar utama bagi otak, dan tanpanya, anak mungkin akan sulit fokus dan daya ingatnya bisa menurun.
Sarapan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak sehat dapat menyediakan energi yang tahan lama.
Ini penting, terutama untuk anak-anak yang aktif secara fisik. Tanpa sarapan, mereka akan lebih cepat lelah dan cenderung mengantuk.
Gula darah yang stabil karena sarapan membantu anak menghindari perubahan suasana hati yang drastis.
Anak-anak yang tidak sarapan cenderung lebih mudah marah atau kesulitan mengendalikan emosi.
Ketika anak sering melewatkan sarapan, selain kemungkinan menjadi “lemot” di sekolah, mereka juga bisa mengalami dampak lain yang bersifat jangka panjang, antara lain:
Sarapan yang bergizi memberikan nutrisi seperti vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang optimal.
Anak yang sering tidak sarapan mungkin berisiko kekurangan zat gizi tertentu, seperti zat besi dan kalsium, yang dapat berdampak pada kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuhnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak sarapan cenderung makan berlebihan pada waktu makan berikutnya atau cenderung memilih camilan tinggi kalori.
Hal ini meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya.
Anak yang lapar lebih sulit berkonsentrasi dan menyerap pelajaran.
Baca Juga: Tips Membiasakan Anak Sarapan Pagi, Kebiasaan Sehat yang Perlu Ditanamkan Sejak Kecil
Sutradara Wisnu Surya Pratama Luncurkan Serial Dokumenter ‘Sosok Baik Indonesia’, Angkat 3 Kisah Inspiratif
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR