Tahap tawar menawar atau negosiasi.
"Bila seseorang menyadari bahwa kondisi perkawinannya sedang dalam masa krisis biasanya dia akan melakukan tawar menawar," ujarnya.
Tawar menawar dapat dikatakan positif bila pasangan sama-sama berjanji untuk berubah, jika memang benar bahwa perselingkuhan itu terjadi akibat sifat kurang baik dari masing-masing individu.
BACA JUGA: Bolehkah Langsung Tidur Lagi Setelah Sahur? Berikut Penjelasan Ahli
Sebaliknya, tawar menawar dikatakan negatif bila cara yang dilakukan salah dan justru membuat salah satu individu mengalami depresi.
"Jika tawar menawar tidak berhasil maka akan muncul depresi. Hal ini akan semakin buruk bila pada akhirnya korban merasa bahwa dialah yang salah dalam hubungan tersebut.
Padahal apapun yang terjadi yang melakukan perselingkuhan lah yang salah karena dia yang melanggar komitmen pernikahan," tegasnya.
BACA JUGA: Syarat Stimulasi Optimal, Kenali Dulu Perkembangan Motorik Si Bayi
Bila tahap tawar menawar berhasil maka tahap paling akhir ialah penerimaan dan pemulihan.
"Pada tahap ini individu sudah bisa bilebih tenang, berpikir, bertindak lebih realistis, dan memandang yang namanya perselingkuhan sebagai sebuah tantangan yang harus ditangani," ujar Ajeng.
"Sayangnya tahapan tahapan tadi tentu berbeda-beda bagi setiap orang. Tidak semua orang bisa cepat masuk dalam tahapan penerimaan dan pemulihan.
Ada yang butuh rentang waktu yang panjang karena rasa sakit hati yang luar biasa sehingga tidak bisa menerima dan terjebak dalam tahap penolakan tadi dengan panjang. Hal inilah yang harus diwaspadai," pungkasnya. (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR