Nakita.id - Ancaman seranga stroke semakin menjadi momok bagi masyarakat.
Semakin tingginya penderita stroke sekarang ini bahkan menempatkan stroke sebagai salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia.
Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan terganggunya aliran darah otak yang timbul mendadak.
Keadaan ini dapat terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Baca Juga : Kenali Gejala Stroke, Cegah dengan Hindari Olahraga yang Terlalu Keras
Gangguan aliran darah ini akan mengakibatkan kerusakan atau kematian sel-sel otak.
Stroke terjadi karena beberapa faktor risiko, yang dibedakan menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi, jantung, diabetes melitus, dislipi-demia atau gangguan lemak seperti kolesterol, trigliserida tinggi, kelebihan berat badan (obesitas), dan kekentalan darah.
Sementara, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, riwayat keluarga, jenis kelamin (prevelansi pada laki-laki 7,1 per 1.000 sementara perempuan 6,8 per 1.000), dan ras/suku.
Baca Juga : Ungkapan Donita Soal Kendala Perempuan dalam Rumah Tangga, Moms Mengalaminya?
Salah satu penyebab faktor risiko stroke yang termodifikasi yaitu tingginya kadar kolesterol, akibat penumpukan lemak trans dalam aliran darah.
Moms mungkin tidak asing lagi mendengar tentang bahaya lemak trans.
Trans fatty acids, atau dikenal dengan lemak trans, sebenarnya tergolong lemak jenuh (unsaturated fat) yang merupakan hasil rekayasa manusia.
Trans fat berperan sebagai lemak jenuh yang dapat meningkatkan LDL kolesterol (lemak jahat) sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Trans fat ditemukan pada berbagai jenis makanan yang juga mengandung lemak jenuh tinggi.
Oleh karea itu, Dr. Oz, penulis buku You: On a Diet yang sering muncul dalam acara Oprah Winfrey Show, punya 5 tips yang pasti membuat kita bebas lemak jahat.
Baca Juga : Beli Kacamata Bisa 'Gratis' dengan BPJS Kesehatan, Catat Caranya Moms!
1. Bersihkan kulkas
Periksalah kulkas (juga tempat penyimpanan makanan), mulailah membaca label nutrisi dari semua makanan yang tersimpan di sana.
Kalau sudah ada yang tidak cocok untuk rencana diet, singkirkan saja jauh-jauh.
Pastikan tidak ada makanan atau minuman mengandung; lemak tersaturasi, lemak trans, gula, roti, yang diperkaya dengan zat aditif atau sirup jagung yang kadar fruktosanya tinggi.
2. Belanja bijak
Mulai sekarang ganti roti dengan roti whole-grain atau whohe-wheat.
Pastikan rotinya harus 100% gandum utuh.
Kalau tidak Moms hanya akan membeli roti yang terbuat dari tepung terigu yang telah diperkaya zat tertentu, namun zat gizinya sudah hilang.
Bila membeli jus buah, pilihlah yang 100% sari buah asli, karena tidak terlalu banyak mengandung gula.
Baca Juga : Enno Lerian Seminggu Tak Makan Nasi, Berat Badannya Turun Sebanyak Ini
Trik lain, penuhi saja keranjang dengan sayuran, agar Moms tak tergiur membeli makanan yang sebenarnya tidak perlu dibeli.
Jadi, jangan berbelanja di saat perut sedang lapar.
3. Serat, serat dan serat
Setiap makan serat, perut akan terasa lebih kenyang.
Serat juga membantu memperlambat proses pencernaan, sehingga kadar gula darah akan lebih seimbang sepanjang hari
4. Makan sehat setiap hari
Banyak pilihan makanan pasti membuat Moms jadi kebanyakan makan.
Jadi, mulailah 'membulatkan tekad' untuk makan makanan sehat setiap hari.
Baca Juga : Sissy Prescillia Terbaring Sakit, Ini Ungkapan Harunya Saat di Rumah Sakit
Lemak jahat memang harus dihindari.
Tapi tubuh setiap hari tetap memerlukan asupan lemak baik.
Makan sedikit lemak baik sebelurm makan akan "menipu" otak seakan kita telah makan.
Hasilnya, Moms tak akan makan berlebihan.
Pilihan sumber lemak baik adalah kacang-kacangan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR