Nakita.id - Ada banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang ibu yang baru memiliki bayi.
Salah satunya ialah perawatan tali pusat bayi.
Perawatan tali pusat bayi tidak boleh dilakukan secara sembarangan.
Sebab, perawatan tali pusat bayi yang salah justru dapat menyebabkan infeksi membayakan kesehatannya.
Baca Juga : Tali Pusat Anak Sharena Putus Setelah 5 Hari, Benarkah Tali Pusat Bisa Disimpan Untuk Pengobatan?
Perlu diketahui, saat bayi masih berada di dalam kandungan, tali pusat bayi berfungsi sebagai penghubung embrio atau janin yang sedang berkembang dengan plasenta sebagai jalan darah.
Setelah bayi lahir, biasanya tali pusat bayi akan dipotong. Sehingga bayi akan terpisah dengan plasenta yang selama 9 bulan hidup berdampingan dengannya.
Namun ada pula yang menunda pemotongan tali pusat bayi hingga plasenta terlepas dengan sendirinya.
Pilihan metode ini disebut lotus birth.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kerusakan Masih bisa Dipulihkan Walau Telah Menjadi Perokok Bertahun-tahun
Beberapa penelitian memang menemukan manfaat dibalik penundaan pemotongan tali pusat bayi setelah bayi lahir.
Sebab di dalam plasenta terdapat mineral, oksigen, serta zat-zat penting lain yang baik untuknya.
Dengan penundaan pemotongan tali pusat bayi, dipercaya akan mendapatkan sel darah merah lebih tinggi di 1-2 hari pertama dan zat besi yang lebih tinggi hingga ia berusia 6 bulan.
Selain itu untuk bayi prematur, metode lotus birth ini dapat mengurangi risiko infeksi, pendarahan, serta menurunnya kemungkinan perlunya tranfusi darah.
Oleh karena itu, metode lotus birth cukup menarik perhatian para ibu muda.
Baca Juga : Riset Buktikan 90% Manusia Tidak Tahu Dirinya Mengalami Gangguan Fatal Ini
World Health Organization (WHO) pun ternyata merekomendasikan penundaan pemotongan tali pusat pada bayi yang baru lahir, alias Delayed Cord Clamp (DCC).
Akan tetapi, penundaan itu hanya berkisar 1 hingga 3 menit setelah bayi lahir.
Bukan membiarkan tali pusat bayi berhari-hari hingga putus secara alami.
Sebab walau memiliki sejumlah manfaat, tetapi metode lotus birth dapat menimbulkan sejumlah risiko.
Baca Juga : 4 Cara Membuat Bibir Merah Alami dalam Waktu Semalaman, Coba Yuk!
Royal College of Obstetricians and Gynecologist (RCOG) menyatakan, membiarkan tali pusat bayi selama berhari-hari dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada plasenta yang dapat menyebar ke bayi melalui tali pusat.
Membiarkan tali pusat bayi selama berhari-hari juga dapat meningkatkan resiko bayi mengalami kelebihan bilirubin, yang dapat menyebabkan bayi menjadi kuning.
Hal ini disebabkan karena adanya pasokan darah ekstra yang diperoleh bayi dari tali pusat.
Terlepas dari pilihan-pilihan tersebut, penting untuk para ibu melakukan perawatan tali pusat bayi yang baik dan benar.
Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan, perawatan tali pusat bayi hanya memerlukan kapas steril dan air hangat.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kerusakan Masih bisa Dipulihkan Walau Telah Menjadi Perokok Bertahun-tahun
Tidak perlu menggunakan alkohol 70% atau antiseptik seperti pemahaman orangtua zaman dahulu.
Sejalan dengan hal itu, American Pregnancy menjelaskan bahwa penggunaan alkohol 70% atau antiseptik justru akan mengiritasi kulit bayi dan menunda penyembuhannya.
"Kalau zaman dulu masih banyak yang menggunakan alkohol, masih banyak yang menggunakan antiseptik tertentu.
Namun sekarang, karena berkembangnya ilmu kesehtan tidak perlu itu semua. Cukup bersihkan saja dengan air hangat, dilap sampai kering," ujar pembawa acaera Dokter Oz Indonesia ini saat ditemui dikawasan Ciperte, Jakarta Selatan, Rabu (10/10).
Baca Juga : Catat! Ini Deretan Buah yang Dianjurkan dan Dilarang Untuk Bayi Panas
Setelah dibersihkan, Dokter Reisa mengatakan bahwa tali pusat cukup dibiarkan alias tidak dibungkus apapun, bila kondisi ruangan sangat lembab.
Namun bila kondisi ruangan sangat kering seperti di ruangan ber-ac, maka tali pusat perlu untuk ditutup dengan kasa steril.
"Jadi perhatikan juga kondisi ruangan bayi seperti apa. Apakah lembab atau kering," tambahnya.
Selain ruangan, penggunaan popok pada bayi baru lahir juga perlu diperhatikan.
Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, pemakaian popok pada bayi baru lahir sebaiknya tidak menutup tali pusat.
Baca Juga : 4 Cara Membuat Bibir Merah Alami dalam Waktu Semalaman, Coba Yuk!
Tujuannya agar tali pusat bayi tidak terkena atau tercemar air seni dan tinja untuk menghindari infeksi.
Penggunaan minyak, bedak, atau jamuan-jamuan lain juga tidak diperlukan.
Sebab, jika perawatan tali pusat bayi dilakukan dengan baik dan benar maka tali pusat bayi akan mengering dan terlepas dengan sendiri dalam kurung waktu 1-2 minggu.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kisah Kesembuhan Nutri, Pecinta Bakso dan Mie Instan Akhirnya Terkena Miom
Baca Juga : Miliki Rumah Seluas Keluarga Dinasti, Najwa Shihab Sediakan Kamar Untuk Mediang Putrinya
Seiring majunya teknologi juga ilmu kesehatan, infeksi tali pusat bayi termasuk infeksi yang sangat jarang terjadi.
Dalam bahasa kedokteran, infeksi pada tali pusat ini disebut dengan omphalitis.
Setidaknya kini, omphalitis hanya dialami oleh 2-5 dari 100 bayi baru lahir.
Meski bayi kemungkinan besar aman dari risiko infeksi tali pusat atau omphalitis, tetapi ada baiknya bila membekali diri dengan pengetahuan seputar penyakit ini.
Baca Juga : Wujud Cinta Luar Biasa, Indro Warkop Bisikkan Hal Ini ke Makam Istri
Dokter Reisa mengatakan ada beberapa tanda infeksi tali pusat yang perlu diperhatikan, seperti:
- Pendarahan disekitar tali pusat
- Keluar nanah
- Bengkak
- Bau tidak sedap
- Basah dan lembek
- Rasa tidak nyaman pada bayi
Baca Juga : Agar Perkembangan Otak Anak Optimal, Ini Tips Memilih Mainan Ala Dokter Reisa
Riset seputar omphalitis memperlihatkan bayi lahir prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah punya risiko lebih besar mengalami infeksi tali pusat.
Kelompok bayi ini punya sistem kekebalan tubuh yang jauh lebih rendah daripada bayi normal, sehingga lebih mudah terserang berbagai jenis infeksi setelah lahir.
Saat bayi mengalami infeksi tali pusat biasanya dia akan demam tinggi dan jadi sangat rewel.
Bahkan dalam kasus tertentu, dokter Reisa mengungkapkan bahwa bayi membutuhkan bantuan medis.
"Biasanya dia akan demam, tapi kalau sampai parah bisa sampai di rawat di rumah sakit untuk mendapatkan antibiotik". papar dokter Reisa.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Sayur dan Buah Bukan Menu Utama MPASI
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Source | : | baby center,american pregnancy,IDAI |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR