2. Perempuan disalahgunakan
Banyak kasus perempuan mengalami pelecehan dan kekerasan dari pihak suami karena tidak mampu membayar uang mahar.
Beberapa suami atau mertua bahkan tega menyiramkan cairan asam ke perempuan sehingga kulitnya terbakar.
"Kekerasan berkisar dari pemukulan brutal, penyiksaan emosional, menahan uang, membuang mereka keluar dari rumah, menjauhkan mereka dari anak-anak mereka, menjaga gundik secara terbuka," atau dalam kasus yang ekstrim, "membakar istri hidup-hidup," Savra Subratikaan, seorang wanita pekerja hak di New Delhi, mengatakan kepada Pulitzer Center .
3. Pernikahan dini dipilih
Masalah mahar menjadi jeratan serius bagi pihak perempuan yang berasal dari keluarga yang tak mampu.
Baca Juga : Pemeriksaan Kehamilan Trimester 1 yang Harus Dilakukan Ibu Hamil
Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya pihak keluarga perempuan memilih untuk menikahkan anak perempuannya di usia dini.
Pernikahan usia dini dipilih lantaran untuk menghindari mahar yang lebih besar.
India merupakaan salah satu negara dengan jumlah perenikahan dini terbanyak karena menghindari jeratan uang mahar yang mahal.
Semakin muda seorang perempuan, maka harga maharnya rendah, sehingga menikahkan anak sedini mungkin bisa menghemat uang keluarga.
Secara global, sebanyak 700 juta perempuan yang masih hidup menikah ketika mereka berusia di bawah 18 tahun.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | The Guardian,Instagram,kompas,kemenag.go.id |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR