Misalnya untuk pagi hingga sore hari anak diperbolehkan beraktivitas fisik yang tinggi misalnya bermain bola, naik sepeda, bermain di halaman, melompat, menari, berlari atau bahkan berkejar-kejaran dengan teman atau saudaranya dan kegiatan yang melibatkan gerakan fisik lebih banyak lainnya.
Namun saat waktu sudah mulai jelang petang, kegiatan anak harus memasuki ritme yang lebih pelan.
Jika masih ingin bermain upayakan permainan yang tidak terlalu banyak mengolah fisik misalnya bermain “board game” menggambar atau mewarnai dan bermain puzzle.
Hal ini untuk membantu anak mempersiapkan jelang waktu tidur malam.
Pantas saja orangtua dulu sering berkata, jangan bermain terlalu heboh nanti malam susah tidur!
Hehe... Ternyata saya baru paham artinya kini.
2. Bedakan lingkungan siang dan malam anak
Selanjutnya penting pula bagi moms untuk membedakan area aktivitas anak.
Jadi saya disarankan untuk tidak menjadikan kamar tidur sekaligus lokasi anak bermain, artinya kamar hanya untuk tidur, tidak boleh bermain di dalam kamar (kamar steril dari mainan anak)
Wah ini dia yang saya salah, selama ini kami justru membuatkan ruang khusus di kamar sebagai tempat bermain Harvey, dengan playmat dan ragam mainan.
Harvey juga sering melompat–lompat di kasur dan bermain petak umpet di balik selimut.
Ternyata hal ini salah Moms.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Glory Oyong |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR