Selama kehamilan, ada beberapa masalah plasenta yang sebaiknya Moms waspadai.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Payudara Nyeri, Ini 8 Kemungkinan Penyebabnya!
Plasenta Previa atau Plasenta Menutup Jalan Lahir
Kondisi ini terjadi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
“Semestinya plasenta tumbuh di bagian atas rahim, namun karena sejumlah faktor, plasenta tumbuh di bagian bawah rahim,” terang dr. Yassin Yanuar, SpOG.
Misalnya, Moms pernah operasi sesar, kuret, operasi untuk membuang mioma atau operasi lain yang membuka rahim.
Bekas luka akan membuat jaringan baru sehinggameningkatkan risiko terjadinya plasenta previa karena plasenta lebih menyukai rahim yang masih “mulus”.
Plasenta previa dapat terdeteksi melalui pemeriksaan USG setelah minggu ke-12 kehamilan.
Baca Juga : Berita HOAX Kesehatan: Flash Kamera Menyebabkan Kebutaan Pada Bayi
Adakalanya plasenta dapat bergeser kembali ke bagian atas rahim sesuai dengan pembesaran rahim menuju trimester 3 kehamilan.
Namun, sering juga plasenta previa tidak terdeteksi.
“Bila Mama mengalami perdarahan melalui vagina tapi tanpa rasa nyeri, bisa jadi itu salah satu gejalanya,” ujar Yassin.
Biasanya dokter akan meminta Moms untuk beristirahat total agar mencegah perdarahan terjadi kembali.
Apabila plasenta previa masih terjadi saat persalinan, dokter akan melakukan operasi sesar agar tidak berakibat fatal bagi Moms dan janin.
Baca Juga : Intip Yuk Morning Routine ala Nagita Slavina, Bikin Wajah Flawless dan Awet Muda!
Plasenta Adhesiva (Plasenta Lengket)
Plasenta adhesiva atau plasenta lengket terjadi ketika pembuluh darah dan jaringan plasenta tumbuh terlalu dalam menembus dinding rahim.
Plasenta adhesiva memiliki derajatnya sendiri-sendiri sesuai kedalaman invasinya ke dalam dinding rahim, dari plasenta akreta, inkreta, sampai perkreta.
“Yang paling parah adalah plasenta perkreta, dalam kondisi ini plasenta bisa sampai menempel ke kandung kemih,” ujar Yassin.
Seiring dengan pertumbuhan plasenta, kondisi plasenta adhesiva dapat dideteksi mulai minggu ke-20 kehamilan melalui pemeriksaan USG.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Cara Mengatasi Alergi Pada Anak di Malam Hari
“Tapi lebih sering terdeteksi setelah minggu ke-30 kehamilan ketika plasenta semakin besar,” tambahnya.
Bila sudah terdeteksi, biasanya dokter kandungan biasanya akan merencanakan tindakan sesar untuk melahirkan bayi sekaligus melepaskan plasenta yang melekat tersebut.
Pasalnya, plasenta adhesiva akan meningkatkan risiko perdarahan yang membahayakan Moms saat persalinan.
“Kita lihat sedalam apa derajat kedalaman pertumbuhannya. Kalau sudah sangat dalam, bahkan menempel pada kandung kemih, bisa saja dilakukan tindakan pengangkatan rahim. Biasanya operasinya cukup sulit, sehingga ditangani lebih dari satu dokter obsgin dan dokter spesialis lain seperti bedah urologi,” jelas Yassin.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Sayur dan Buah Bukan Menu Utama MPASI
Source | : | Instagram,Tabloid Nakita,WebMD,Mayo Clinic |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR