Nakita.id.- Bahaya duduk terlalu lama kerap diingatkan kepada para pekerja kantoran.
Sebuah penelitian terbaru dari University of South Carolina menemukan bahwa duduk di tempat kerja sepanjang hari bisa dikaitkan dengan obesitas, penyakit jantung, kanker, diabetes, dan gangguan serius lainnya.
Baca Juga : Berita Kesehatan: 3 Trik Ampuh Agar Moms Tak Betah Duduk Lama
Selain meningkatkan risiko naiknya kadar gula atau lemak dalam darah, kebanyakan duduk juga akan membuat berat badan naik tak terkendali serta meningkatkan risiko kanker.
Posisi duduk selama berjam-jam juga diduga menyebabkan masalah tulang belakang dan gangguan sendi dalam jangka panjang.
Malahan dokter menyebut hanya dalam waktu 3 jam, risiko bahaya pada pembuluh darah bisa meningkat!
Biasanya pekerja kantoran akan duduk selama tiga sampai empat jam hingga masuk waktu makan siang.
Baca Juga : Berita Kesehatan : Pembekuan Darah, Mematikan Tapi Banyak Yang Belum Tahu!
Menurut dr. Grace Joselini, dokter Timnas Sepakbola Wanita Indonesia Asian Games 2018, duduk terlalu lama ini sama bahayanya dengan merokok.
Lebih lanjut dr. Grace menjelaskan, ketika duduk tubuh hanya membakar 1 kkal per menit.
Dalam tiga jam duduk, pembuluh darah menurut dia menyempit sebesar 50% dan kemampuan insulin untuk menyeimbangkan kadar gula menurun sebesar 50%.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Moms yang Bangun Pagi Terhindar Risiko Kanker Payudara, Studi
"Itu sebabnya sekarang kampanye lebih menekankan bahwa duduk terlalu lama itu bahayanya sama dengan merokok. Sama-sama berisiko memicu penyakit jantung, diabetes.
Bahkan juga bisa meningkatkan kadar LDL atau lemak jahat kalau selama dua minggu duduk enam jam sehari berturut-turut," ujar dr. Grace dalam temu media di Jakarta, Kamis (8/11/2018).
Grace menambahkan, seluruh efek yang ditimbulkan dari gaya hidup diam seperti duduk terlalu lama ini pada gilirannya akan membuat lemak jahat menyumbat aliran darah di jantung.
Baca Juga : Ditemukan, Enzim Yang Dapat Mengubah Semua Golongan Darah Menjadi Golongan Darah O
Itu sebabnya risiko penyakit jantung meningkat belakangan ini salah satunya karena kurang bergerak.
Nah untuk mulai bergerak, dr. Grace menambahkan, bisa dimulai dari hal kecil seperti membiasakan diri untuk menaiki tangga menuju ruangan.
Di sela-sela menyelesaikan pekerjaan juga bisa diimbangi dengan berjalan di sekitar meja kerja sehingga tubuh tidak dibiarkan diam.
"Satu tahun kalau kita nggak gerak densitas massa tulang menurun satu persen per tahun sehingga berisiko osteoporosis. Semakin lama duduk diam penyakit jantung meningkat."
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Lindungi Mata Bayi Saat Menjemur, Ini Caranya
Duduk terlalu lama juga menyebabkan perubahan struktur tulang belakang.
Dengan duduk terlalu lama baik untuk bekerja maupun menonton televisi, tulang belakang yang sejatinya memiliki bentuk seperti huruf S perlahan akan berubah seperti huruf C.
Selain itu, otot perut akan melemah dan dapat mengakibatkan penurunan aliran darah ke otak. Untuk itu, hindari duduk terlalu lama untuk menjaga tulang belakang tetap lurus.
Bahaya lain, Moms yang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk duduk akan menghambat sirkulasi darah sehingga rentan varises.
Baca Juga : Wow, Tahun 2045 Seperempat Penduduk Bumi Bakal Kegemukan, Ini Faktanya
Sirkulasi darah yang buruk juga dapat menyebabkan terjadinya pembekuan darah serta dapat memblokir pembuluh darah di jantung, paru-paru dan otak.
Lalu, siapa sangka, terlalu banyak duduk turut memengaruhi kualitas tidur.
Hal itu disebabkan, tubuh menganggap Moms sudah banyak beristirahat dengan hanya duduk sehingga tak lagi membutuhkan istirahat lagi pada malam hari.
Baca Juga : Tips dari Bobbi Brown, Make Up yang Benar Agar Cantik Saat Difoto
Untuk itu, luangkan waktu untuk melakukan aktivitas fisik Moms misalnya berjalan ke luar rumah dan menghirup udara segar, banyak menggunakan tangga ketika sedang mengunjungi pusat perbelanjaan dan melakukan stretching sederhana agar tubuh tetap rileks. (*)
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | WebMD,suara.com,Majalah Prevention Indonesia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR