Nakita.id - Seringkali terjadi kesalahpahaman mengenai penyebab radang usus buntu atau apendisitis pada anak.
Makanan pedas dan biji-biji kecil seperti biji cabai, tomat, anggur seringkali dikaitkan sebagai penyebab radang usus buntu pada anak karena dapat menyebabkan rasa sakit perut yang luar biasa dan ketidaknyamanan di area perut.
Padahal sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Pasifik Asia Biomedicine Tropis mengatakan bahwa risiko makanan pedas dan biji-biji kecil menyebabkan radang usus buntuk akut sangat minim.
Faktanya, radang usus buntu pada anak disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi perut hingga menyebar ke usus buntu dan menyebabkan penyumbatan.
Baca Juga : Si Kecil Mengeluh Sakit Perut? Awas Radang Usus Buntu, Kenali Cirinya!
Radang usus buntu pada anak juga bisa disebabkan oleh pengerasan tinja atau pembengkakan kelenjar getah bening yang terletak di usus.
Jadi meskipun makanan pedas dan biji-bijian kecil dapat menyebabkan penyumbatan di usus buntu, tetapi hal ini bukanlah penyebab utama terjadinya radang usus buntu.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul
Perlu dipahami, radang usus buntu pada anak ialah suatu kondisi yang darurat dan harus segera ditangani.
Baca Juga : Berita Kesehatan Terbaru: Penyakit Serius Penyebab Rasa Dingin Di Tangan dan Kaki Anak, Jangan Diabaikan!
Baca Juga : Berita Kesehatan: Di Awal Kehamilan Janin Bisa Saja Tiba-tiba ‘Hilang’, Diculik Jin?
Baca Juga : Berita Kesehatan: Janin ‘Hilang’ di Awal Kehamilan, Inilah Penyebabnya
Radang usus buntu biasanya menyerang anak-anak dan remaja antara usia 5 hingga 20 tahun.
Radang usus buntuk sangat jarang terjadi pada bayi.
Umumnya gejala-gejala radang usus buntu dapat dilihat dari:
- Nyeri tiba-tiba yang di sekitar pusar
- Nyeri tiba-tiba yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah
- Nyeri yang memburuk ketikabatuk, berjalan atau bergerak
- Mual dan muntah
- Kehilangan selera makan
- Demam ringan hingga tinggi
- Sembelit atau diare
- Perut kembung dan bengkak
Gejala-gejala radang usus buntu ini biasanya akan sangat mirip dengan masalah medis lain seperti batu ginjal, pneumonia, atau infeksi saluran kemih.
Oleh karena itu, bila anak mengalami beberapa gejala-gejala tersebut sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada tenaga medis.
Biasanya, tenaga medis akan memeriksa tanda-tanda rasa sakit dan nyeri yang dialami anak.
Tenaga medis juga akan mengambil tes darah dan tes urin.
Bahkan beberapa anak akan mendapatkan X-ray perut dan dada, ultrasound, atau CAT scan.
Baca Juga : Berita Kesehatan: 9 Penyakit Penyebab Telapak Kaki Terasa Panas, Jangan Diabaikan!
Tidak ada cara untuk mencegah radang usus buntu.
Namun ketika anak-anak mendapatkan perawatan medis yang cepat dan tepat, ia dapat sembuh tanpa masalah.
Dalam kondisi ringan, anak-anak mungkin dapat ditangani dengan obat-obatan saja.
Namun ketika kondisi sudah parah dan tidak dapat ditangani dengan obat-obatan maka tenaga medis akan mengeluarkan usus buntu melalui prosedur apendektomi.
Tim medis ahli medah akan membuat sayatan kecil di perut anak menggunakan alat kecil yang disebut laparoskopi.
Anak yang menjalani prosedur apendektomi ini biasanya tinggal di rumah sakit selama 1-2 hari tergantung dari kondisinya.
Sebelum dan sesudah operasi, tim medis akan memberi anak cairan intravena (IV) dan antibiotik.
Hal ini bermaksud untuk membantu anak tercegah dari masalah seperti infeksi.
Anak juga mendapatkan obat nyeri jika mereka membutuhkannya.
Baca Juga : Cerita Intan Khasanah Lawan Kanker Getah Bening, Dari Lumpuh Hingga Radiasi 70 Kali
Source | : | Mayo Clinic,kids health |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR