Waktu Tidur Berantakan Karena Terjaga di Bulan Puasa? Ini Tips Atasi Insomnia yang Menyerang Usai Bulan Ramadan

By Ine Yulita Sari, Minggu, 24 Mei 2020 | 08:30 WIB
Tips Atasi Insomnia yang Menyerang Usai Bulan Ramadan (Freepik/Johnstocker)

Nakita.id - Sering merasa insomnia bisa jadi salah satu gangguan tidur yang kerap dialami oleh siapa saja.

Namun insomnia juga kerap dirasakan saat memasuki bulan Ramadan.

Baca Juga: Tak Selalu Buruk, Orang dengan Kondisi Ini Malah Disarankan Mandi Malam Hari

Penyebabnya bisa karena menunggu waktu sahur karena khawatir tidak terbangun atau tidak tidur setelah waktu sahur karena harus segera beraktivitas pada pagi harinya.

Selain waktu bangun dan tidur yang berantakan saat berpuasa, sering mengonsumsi minuman berkafein, seperti teh dan kopi juga bisa sebabkan insomnia.

Insomnia tentu sangat menganggu aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Tak Hanya Miliki Rasa Manis, Ternyata Buah Markisa Juga Bermanfaat dalam Atasi Insomnia di Malam Hari

Para penderitanya bisa terbangun pada malam hari yang kemudian sulit untuk kembali tidur, merasa lelah setelah bangun tidur, mengantuk sepanjang hari, sulit berkonsentrasi, hingga sakit kepala.

Dilansir dari healthline.com, ini lah beberapa tips yang bisa kalian lakukan untuk mengatasi insomnia saat bulan Ramadan Usai. 

1. Mengubah gaya hidup

Salah satu cara mengatasi insomnia yang satu ini dapat kita lakukan dengan berhenti merokok, karena kandungan nikotin yang terdapat pada rokok, diyakini mampu memicu kesulitan tidur.

Selain itu mengubah pola tidur dengan konstan bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari.

Hal ini dipercaya dapat membentuk kebiasaan bagi tubuh sehingga mampu mempengaruhi insomnia yang kita miliki.

Baca Juga: Mengalami Insomnia Saat Hamil? Coba 4 Cara Ini untuk Mengatasinya

Beberapa pengaturan paparan cahaya saat tidur, tidak menggunakan kamar tidur untuk aktivitas yang memaksa otak untuk bekerja, membiasakan diri tidur saat merasa lelah serta menghindari tidur siang yang terlalu lama juga dapat mempengaruhi kualitas tidur kita.

2. Meningkatkan kuantitas aktivitas fisik

Langkah ini mungkin takkan memberi kita dampak langsung dengan cepat.

Namun suatu penelitian terhadap 11 perempuan dengan insomnia, berhasil mengungkapkan bahwa berolahraga 20 hingga 30 menit setiap hari dengan rutin selam empat bulan, berhasil meningkatkan kualitas tersebut para partisipan tersebut.

3. Hati-hati dengan makanan yang dikonsumsi

Sejumlah penelitian telah berhasil membuktikan bahwa mengonsumsi minuman dan makanan yang mengandung kafein sebelum tidur, mampu menyulitkan kita untuk terlelap.

Baca Juga: Bikin Sakit dan Mengganggu, Agar Insomnia Tidak Lagi Terjadi Atasi dengan Cara Ini

Suatu studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine mengatakan bahwa mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung 400 mg kafein enam jam sebelum tidur masih mampu mempengaruhi kualitas tidur kita.

Terlalu banyak minum sebelum tidur juga bisa menyebabkan terbangun di tengah tidur karena harus buang air kecil.

Meminum alkohol sebelum tidur juga mungkin dapat membuat Moms merasa sangat mengantuk.

Namun kita hanya akan terbangun setelahnya dan mengalami kesulitan untuk kembali terlelap setelahnya.

4. Teknik dengan bantuan petugas kesehatan

Terapi ini dikenal dengan sebutan cognitive behavioural therapy yang biasanya dilakukan di bawah instruksi seorang petugas kesehatan yang terlatih maupun seorang psikolog, dengan beberapa metode maupun tahapan.

Tahapan tersebut antara lain dengan membantu kita membentuk pola tidur yang konsisten, mengurangi waktu tidur.

Baca Juga: Alami Insomnia Saat Hamil? Coba Konsumsi 3 Hal Ini Sebelum Tidur!

Dengan tujuan agar selanjutnya Moms benar-benar membutuhkan tidur sehingga waktu tidur akan meningkat dengan sendirinya.

Beberapa teknik lain juga dapat kita coba ikuti seperti mengikuti program teknik relaksasi dan konseling.

Hal ini dilakukan guna menghilangkan tekanan maupun pikiran-pikiran yang biasanya menghambat seseorang untuk terlelap.

Pemberian pil tidur baru disarankan dikonsumsi bila dokter memang telah menyarankan serta gagalnya segala cara yang telah kita coba lakukan.