Kita juga perlu menyakan pada diri sendiri apakah hal yang menyebabkan kita menghindar dari konflik dengan pasangan.
Bisa jadi, kita menghindari konflik karena takut akan pertengkaran, takut akan apa yang mungkin dikatakan atau dilakukan oleh pasangan, atau mungkin, kita takut jika pertengkaran itu akan merusak hubungan kita.
Selain itu, malas untuk berkomunikasi dengan si dia bisa menjadi alasan kita menghindari pertengkaran. Jika salah satu dari hal yang disebutkan di atas menjadi alasan kita untuk menghindari konflik, bisa jadi itu pertanda bahaya bagi hubungan kita.
"Artinya kita memiliki masalah komunikasi yang lebih besar, dan kurangnya perdebatan sebenarnya merupakan tanda dari itu," katanya.
Intinya, mengalami pertengkaran atau tidak dalam sebuah hubungan bukan tolak ukur kebahagiaan dalam kehidupan asmara.
Tapi, alasan ketiadaan atau munculnya pertengkaran itulah yang menjadi tolak ukurnya. Klapow mengatakan pasangan yang tak pernah berdebat karena mampu mengelola konflik dengan sehat adalah pasangan yang paling berbahagia.
Sebaliknya, mereka yang justru terlihat akur karena takut untuk menghadapi konflik, itulah pasangan yang sebenarnya menyimpan banyak prahara dalam hubungannya.
Pasangan yang Sering Bertengkar Justru Bahagia
Kebalikan dari pasangan yang tidak pernah bertengkar tidak bahagia, menurut The Guardian, pasnagan yang kerap berselisih paham justru lebih bahagia.
Pendapat ini dibuktikan melalui survey dan juga penelitian.
Menurut Co-author Crucial Conversations, Joseph Grenny, menghindari konflik dan menyimpan perasaan justru akan memunculkan ketidakbahagiaan.
“Kesalahan terbesar yang dilakukan pasangan adalah penghindaran,” ujar Grenny. “Kami merasakan sesuatu tetapi tidak berkata apa-apa. Setidaknya sampai kita tidak tahan lagi. Jadi kami menunggu sampai kami yakin untuk mendiskusikannya dengan buruk sebelum kami membahasnya,” ujarnya.
“Kami cenderung menghindari percakapan ini karena kami sadar akan risiko berbicara, tetapi tidak sadar akan risiko tidak berbicara,” katanya.
Baca Juga : Mulan Jameela dan Mayangsari Dianggap Menikah dari Hasil Selingkuh, Ini Efek Menikah dengan Selingkuhan
Pasangan yang menanggapi survey ini ternyata mengatakan bahwa kurangnya komunikasi yang tepat justru dapat berkontribusi menciptakan perpecahan dalam hubungan.
Lebih baik berbicara atau berdebat satu sama lain untuk memberi kesempatan bertukar argumen dan mengetahui maksud dan kemauan masing-masing sehingga menemui jalan keluar.
“Keberhasilan suatu hubungan ditentukan oleh cara di mana isu-isu sensitif diperdebatkan,” kata Grenny.
“Cinta sejati membutuhkan masalah. Keintiman sejati bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang kebenaran. Dan percakapan penting adalah sarana untuk mengungkap kebenaran dengan cara percaya, dan komunikasi.”
Jadi, bila Moms termasuk pasangan yang kerap bertengkar, itu bukan justru jadi jurang perpisahan. Karena di mana hubungan masih ada perdebatan, maka solusi dan juga cara keluar dari masalah masih bisa dikomunikasikan.
Source | : | Kompas.com,menshealth,Huffpost |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR