Nakita.id.- Moms kalau sarapan, apakah yang dipilih? Roti panggang gaya Prancis dan kopi hitam, atau oatmeal dan pisang?
Jika Moms berencana untuk menurunkan berat badan pada tahun 2019, Moms pasti akan menemukan perdebatan sengit di media sosial dan di antara teman dan keluarga tentang cara diet terbaik.
Baca Juga : Studi: Diet Mediterania Paling Baik Untuk Penderita Jantung dan Diabetes
Sepertinya setiap orang memiliki pendapat, dan metode diet baru muncul setiap tahun.
Yang jelas, dua penelitian besar tahun lalu memberikan lebih banyak memberikan porsi untuk topik yang sangat mempolarisasi - peran karbohidrat dalam membuat kita gemuk.
Studi memberi para ilmuwan beberapa petunjuk, tetapi, seperti studi nutrisi lainnya, mereka tidak bisa memberikan kesimpulan, diet mana - jika ada - yang terbaik untuk semua orang.
Tentu saja kesimpulan ini tidak akan memuaskan orang yang menginginkan jawaban hitam-putih.
Apa pun penelitian tentang nutrisi meskipun sulit dan berliku, sangat dinanti-nantikan, bahkan oleh orang awam sekalipun.
Baca Juga : Berdiri Saat Bekerja Lebih Sehat Daripada Duduk, Ini Faktanya!
Kesulitan yang terjadi pada setiap penelitian, orang-orang yang terlibat bisa saja berbeda sehingga tidak mungkin melakukan studi yang menunjukkan apa yang benar-benar berhasil dalam jangka waktu yang lama.
Sebelum memulai rencana penurunan berat badan untuk tahun baru, berikut adalah beberapa hal yang dipelajari tahun lalu.
SEMAKIN SEDIKIT KARBOHIDRAT, SEMAKIN BANYAK TIMBANGAN BERKURANG?
Ini tidak lagi disebut diet Atkins, tetapi diet rendah karbohidrat telah menikmati kembali 'kejayaannya'.
Baca Juga : Catat Moms, 6 Produk Make-Up Tak Perlu Dibeli Karena Fungsinya Nyaris Tak Ada
Idenya adalah bahwa karbohidrat olahan dalam makanan seperti roti putih dengan cepat diubah menjadi gula dalam tubuh kita, menyebabkan perubahan energi dan kelaparan.
Dengan memotong karbohidrat, klaimnya penurunan berat badan akan lebih mudah karena tubuh Moms malah akan membakar lemak untuk bahan bakar tanpa merasa lapar.
Sebuah studi baru-baru ini tampaknya menawarkan lebih banyak dukungan untuk pendukung rendah karbohidrat.
Tetapi, seperti banyak penelitian, ia mencoba memahami hanya satu sisi tentang bagaimana tubuh bekerja.
Baca Juga : Berita Kesehatan Anak: Lindungi Mata Bayi Saat Menjemur, Ini Caranya
Penelitian tersebut, dipimpin oleh seorang penulis buku yang mempromosikan diet rendah karbohidrat, mengamati apakah kadar karbohidrat yang bervariasi dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan energi.
Di antara 164 peserta, ditemukan bahwa mereka yang diet rendah karbohidrat membakar lebih banyak kalori dalam keadaan istirahat daripada mereka yang diet tinggi karbohidrat.
Studi itu tidak mengatakan orang kehilangan berat badan lebih banyak dengan diet rendah karbohidrat - dan tidak mencoba mengukurnya.
Makanan dan makanan ringan dikontrol dengan ketat dan terus disesuaikan sehingga bobot semua orang tetap stabil.
Baca Juga : Mandi Air Hangat Bantu Turunkan Kolesterol dan Kadar Gula Darah
David Ludwig, penulis utama makalah dan peneliti di Rumah Sakit Anak Boston mengatakan, menyarankan membatasi karbohidrat efektif membuat orang lebih mudah untuk menjaga berat badan setelah mereka kehilangannya.
Dia mengatakan pendekatan itu mungkin bekerja paling baik bagi mereka yang menderita diabetes atau pra-diabetes.
Ludwig mencatat penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji efek kesehatan jangka panjang atau 'kejadian di dunia nyata' di mana orang membuat makanan mereka sendiri. Temuan ini juga perlu dikaji ulang untuk divalidasi, katanya.
Caroline Apovian dari Fakultas Kedokteran Universitas Boston mengatakan bahwa diet yang mementingkan rendah karbohidrat merupakan kajian yang menarik bagi komunitas ilmiah, tetapi tidak boleh dianggap sebagai saran untuk orang biasa yang ingin menurunkan berat badan.
LALU, APAKAH DENGAN MENGURANGI LEMAK BERAT BADAN AKAN TURUN?
Baca Juga : Ke Afrika Selatan Jangan Lupa Lihat Penguin di Pantai Boulder
Selama bertahun-tahun orang disarankan untuk mengurangi lemak, yang ditemukan dalam makanan termasuk daging, kacang-kacangan, telur, mentega dan minyak.
Mengurangi lemak dipandang sebagai cara untuk mengendalikan berat badan, karena satu gram lemak memiliki kalori dua kali lebih banyak daripada jumlah karbohidrat atau protein dengan berat sama.
Baca Juga : Berita Kesehatan : Hipoglikemia Sebabkan Gangguan Pada Irama Jantung
Banyak yang mengatakan saran itu memiliki efek sebaliknya dengan secara tidak sengaja memberi kita izin untuk melahap kue, kdan makanan bebas lemak lainnya yang sebaliknya penuh dengan karbohidrat dan gula,.
Akibatnya, ukuran pinggang malah bertambah lebar.
Pakar gizi secara bertahap menjauh dari rekomendasi membatasi lemak untuk menurunkan berat badan.
Lemak diperlukan untuk menyerap nutrisi penting dan dapat membantu kita merasa kenyang.
Itu tidak berarti Moms boleh makan seenaknya daging steak yang dilumuri mentega agar sehat.
Baca Juga : Buktikan, Hanya Bermodalkan Bangku, Tubuh Bisa Langsing dan Bugar
Bruce Y. Lee, profesor kesehatan di universitas Johns Hopkins, mengatakan pelajaran yang didapat dari model diet antikarbohidrat harus sama diterapkan pada metode antilemak.
JADI MANA YANG LEBIH BAIK?
Studi besar lain tahun ini menemukan diet rendah karbohidrat dan rendah lemak sama efektifnya untuk menurunkan berat badan.
Namun hasilnya bervariasi berdasarkan individu meski perlu dicatat, setelah satu tahun, orang-orang di kedua kelompok kehilangan rata-rata 5,5 hingga 6 kg.
Tim penulis mencatat bahwa temuan itu tidak bertentangan dengan penelitian rendah karbohidrat Ludwig.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ini 5 Makanan yang Bisa Meredakan Cegukan
Sebaliknya, mereka menyarankan mungkin ada beberapa fleksibilitas dalam cara kita bisa menurunkan berat badan.
Peserta di kedua kelompok didorong untuk fokus pada makanan olahan seperti produk dan daging yang disiapkan di rumah.
Setiap orang disarankan untuk membatasi gula tambahan dan tepung olahan.
"Ibarat fondasi, membatasi gula, lemak, dan tepung olahan akan menjadi dasar dalam melakukan gerakan perubahan besar," kata Christopher Gardner dari Universitas Stanford dan salah satu penulis penelitian.
Membatasi makanan olahan dapat mengurangi kalori lebih cepat, sambil tetap menyisakan ruang gerak untuk selera masing-masing orang.
Baca Juga : Berita Kesehatan : Tahun 2019, Batas Gula, Garam, dan Lemak Wajib Dicantumkan di Kemasan Makanan dan Minuman
Itu penting, karena agar diet menjadi efektif, seseorang harus dapat mematuhinya.
Sarapan buah dan oatmeal mungkin cukup untuk satu orang, tetapi yang lain akan cepat lapar.
Gardner mencatat bahwa penelitian ini juga memiliki keterbatasan. Diet peserta tidak terkontrol.
Baca Juga : Marahi Mantan Suami di Depan Anak, Perempuan Ini Didenda Rp 425 juta!
Orang-orang malah diinstruksikan tentang bagaimana mengonsumsi karbohidrat rendah atau rendah lemak dalam pertemuan rutin dengan ahli gizi, yang mungkin telah menyediakan jaringan pendukung yang tidak dimiliki kebanyakan pelaku diet.
JADI, BAGAIMANA SEBAIKNYA?
Dalam jangka pendek Moms mungkin bisa menurunkan berat badan dengan hanya makan makanan mentah,menjadi vegan, atau memotong gluten.
Tetapi apa yang akan bekerja untuk Moms dalam jangka panjang adalah soal lain.
Zhaoping Li, direktur divisi nutrisi klinis di University of California, Los Angeles, mengatakan tidak ada satu pun diet yang membantu semua orang menurunkan berat badan dan mempertahankannya.
Baca Juga : 5 Menit Untuk Tubuh Indah dan Wangi, Begini Caranya, Moms!
Itu sebabnya diet sering gagal karena mereka tidak memperhitungkan banyak faktor yang mendorong kita untuk makan apa yang kita maui.
Untuk membantu orang menurunkan berat badan, Li memeriksa rutinitas makan dan aktivitas fisik pasiennya untuk mengidentifikasi problem penurunan berat badan sekaligus perbaikan yang dapat dijalani orang.
"Setelah itu, jalankan pola diet, dan teruslah berada dalam genggaman (metodenya)," kata Li. (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR