Nakita.id – Hingga saat ini, masih banyak orang yang menganggap micin atau MSG dapat berisiko buruk bagi kesehatan.
Bahan pangan dengan nama ilmiah Monosodium Glutamate ini pun sering kali disebut dapat menimbulkan berbagai penyakit, mulai dari sakit kepala, pusing, jantung berdebar, dan masih banyak lagi.
Bahkan, ada pula sebagian orang yang mempercayai bahwa MSG dapat menghambat perkembangan otak anak.
Padahal ada fakta tentang MSG yang bisa meng-counter informasi tersebut di atas, Moms.
Baca Juga: Dianggap Merugikan dan Sumber Penyakit, Ini Fakta MSG yang Ternyata Sangat Dibutuhkan Tubuh
MSG merupakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dibuat melalui proses fermentasi dan berasal dari tetes tebu, bukan zat kimia (sintetik) atau zat aditif.
Sedangkan untuk gizinya, MSG terdiri dari tiga zat gizi, yaitu asam glutamat 78%, natrium 12%, dan air 10%.
Kemunculan isu MSG bisa berbahaya bagi otak berawal dari penelitian John Olney yang menyuntikkan MSG ke tikus yang menyebabkan masalah neurologis, termasuk lesi otak atau perkembangan otak yang terganggu.
Baca Juga: Dianggap Membahayakan, Pakar Gizi Sebut MSG Tak Berbahaya Bagi Kesehatan
Penelitian tersebut pun lantas dikritik oleh banyak ahli, karena dianggap tidak sesuai dengan cara manusia mengonsumsi MSG.
Ya, kala itu Olney menyuntikan MSG secara langsung ke bawah kulit tikus.
Bukan cuma itu, Olney juga menyuntikkan MSG ke tikus dengan dosis yang biasa diterapkan untuk kuda, yang mana lebih tinggi daripada yang dikonsumsi manusia.
Selain dari penelitian Olney, anggapan tentang bahaya MSG bagi kesehatan juga dikemukakan oleh Dr. Ho Man Kwok setelah berkirim surat ke New England Journal of Medicine pada tahun 1988.
Baca Juga: Berita Hoax Kesehatan: Fakta MSG, Terbukti Tidak Membuat Anak Bodoh!
Dalam suratnya, Ho Man Kwok menceritakan kemungkinan penyebab gejala yang dialami setiap kali makan di restoran Cina di Amerika Serikat.
Gejala tersebut pun dikenal dengan istilah 'Sindrom Restoran China'.
Melihat hal tersebut, seorang Pakar Gizi yang juga alumni Insitut Pertanian Bogor, Prof. Dr. M. Hardinsyah. M.S, mengungkapkan pandangannya.
Mengutip dari Wartakota, Prof. Hardinsyah menilai bahwa apa yang dirasakan oleh Ho Man Kwok merupakan reaksi dari tubuhnya yang alergi dengan bahan yang terkandung dalam zat glutamat tersebut.
Baca Juga: Tak Ada Kaitannya dengan Penyakit, Konsumsi MSG Aman untuk Kesehatan
"Berdasarkan sebuah penelitian memang ditemukan ada sebagian orang yang merasa alergi dengan MSG. Ini sama halnya dengan adanya orang yang alergi terhadap telur atau susu.
Kalau ada yang alergi, bukan berarti telur atau susu itu tidak boleh dikonsumsi semua orang," ujar Prof. Hardi, dalam diskusi "Gizi Seimbang dari Bahan Tambahan Pangan Halal" yang digelar Forum Warta Pena (FWP) dan Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) di Hotel Ibis Tamarin, Sabang, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).
Dalam forum tersebut, Prof. Hardinsyah pun menegaskan bahwa MSG atau yang dikenal masyarakat sebagai micin sama sekali tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.
Baca Juga: Benarkah MSG Berbahaya untuk Kesehatan? Ini Penjelasan Ahlinya
Sebab, MSG mengandung asam glutamat (bagian dari asam amino) yang juga secara alami ditemukan dalam tomat, anggur, keju, jamur, dan makanan lainnya bahkan air susu ibu (ASI).
Seperti dikutip dari rilis Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate Dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) yang diterima oleh Nakita.id, MSG juga merupakan salah satu Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa yang telah diakui keamanannya oleh beberapa badan yang berkompeten dalam bidang makanan.
Mulai dari JECFA (terdiri dari FAO dan WHO), FDA, dan tentunya Kementerian Kesehatan serta Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
Menurut rilis yang dikirim P2MI sebagai tanggapan atas artikel di Nakita.id, P2MI menjelaskan bahwa Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 tahun 2012 mengungkapkan bahwa MSG aman dikonsumsi dengan takaran penggunaan secukupnya.
Pernyataan Prof. Hardinsyah ini pun diperkuat oleh temuan Tetty R. Sihombing, pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM RI.
Baca Juga: Selalu Dihindari, Ternyata Ibu Hamil Boleh Saja Makan MSG Asal Tahu Fakta Ini!
Berdasarkan hasil penelitian Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari Badan Pangan Dunia milik PBB serta WHO, MSG berada dalam kategori bahan penyedap masakan yang aman dikonsumsi dan tidak berpengaruh pada kesehatan tubuh.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tahun 1995 juga menyatakan bahwa MSG termasuk sebagai bahan bumbu masakan, seperti halnya garam, merica, dan gula, sehingga aman bagi tubuh.
"MSG tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan karena memiliki Acceptable Daily Intake (ADI) not specified," terang Tetty.
ADI not specified adalah istilah yang digunakan untuk bahan tambahan pangan yang mempunyai toksisitas yang sangat rendah, berdasarkan data kimia, biokimia, toksikologi, dan data lainnya.
Baca Juga: Ini Alasannya Berita Hoax MSG Dipercaya. Padahal Penciptanya Profesor
Meski tak berbahaya bagi tubuh, Moms sebaiknya tetap memperhatikan takaran penggunaannya, ya.
Batas maksimal konsumsi MSG yang disarankan WHO adalah 6 gram per hari.
Sedangkan, Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan batas aman konsumsi MSG sebanyak 5 gram.
Di sisi lain, rata-rata orang Indonesia hanya mengonsumsi 0,65 gram MSG setiap harinya.
Dengan kata lain, jumlah tersebut sebenarnya sangat sedikit dibandingkan batas maksimal yang disarankan.
Jadi, sekarang Moms tidak perlu khawatir lagi untuk mengonsumsi MSG, ya.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | wartakota.tribunnews.com,kemkes.go.id,P2MI |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR