Nakita.id.- Naluri ibu akan pentingnya sarapan terbukti benar karena sarapan memang memiliki manfaat luar biasa, salah satunya anak jadi fokus mengikuti pelajaran di sekolah.
Tapi sudahkah Moms memikirkan sarapan untuk diri Moms sendiri?
Jangan-jangan, karena kerepotan menyiapkan sarapan untuk anak-anak dan seisi rumah, Moms sendiri jadi lupa sarapan.
Jangan ya Moms, sebab sarapan bagi Moms juga penting dan banyak manfaatnya.
Memurut dr. Phaidon L. Toruan M.M dan dr. Widya Murni, MARS dalam buku mereka Rahasia Terkini Awet Muda (Penerbit Buku Kompas 2012), beginilah manfaat sarapan untuk Moms.
BACA JUGA: Sering Tidak Sarapan, Ini yang Terjadi Pada Perut Seorang Perempuan
Pertama, risiko kita terkena demam lebih kecil. Para peneliti dari Universitas Cardiff mengatakan bahwa orang-orang yang terbiasa sarapan tidak mudah terserang demam, flu, dan penyakit pernapasan lainnya dibandingkan mereka yang melewatkan sarapan setiap hari.
Hal ini disebabkan sarapan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Kedua, kita jadi tidak mudah depresi. Orang-orang yang terbiasa sarapan kemungkinannya kecil untuk tertekan secara emosional, depresi, dan melakukan bunuh diri.
Berdasarkan penelitian dari Universitas Bristol,Inggris, sarapan menambah asupan hormon serotonin.
Sementara, kekurangan hormon serotonin akan menyebabkan kita gampang lelah, tidak dapat berkonsentrasi, dan mudah terganggu.
BACA JUGA: Mengharukan, Bayi Hasil Sewa Rahim Ini Lahir Setelah 4 Tahun Orangtuanya Meninggal
Ketiga, sarapan membuat tingkat kolesterol jadi lebih rendah.
Sebaliknya, menurut para peneliti di Nottingham, menghindari sarapan secara teratur dapat membuat kolesterol jadi melonjak.
Ini tentu saja tergantung pada pilihan sarapan Moms. Jadi jangan pilih sarapan yang berlemak, bersantan, atau gorengan.
Keempat, Moms akan jadi lebih pintar. Orang-orang yang sarapan senantiasa berpikir dan melaksanakan tugasnya di kantor dengan lebih baik.
Alasannya, sarapan membuat kita memiliki daya ingat lebih baik dibanding yang tidak sarapan, seperti diungkapkan sebuah penelitian termuat di Journal of Psychiatric Research.
Kelima, kita akan hidup lama. Orang-orang yang mencapai usia 100 tahun rata-rata mengonsumsi sarapan lebih teratur dibanding mereka yang mencapai usia tersebut. Demikian menurut penelitian di The Stress Institute.
BACA JUGA: Minat Baca di Indonesia Rendah, Majalah Bobo Angkat Tema ‘Aku Baca Aku Tahu’ di HUT 45
Memurut dr. Phaidon L. Toruan M.M dan dr. Widya Murni, MARS dalam buku mereka Rahasia Terkini Awet Muda (Penerbit Buku Kompas 2012), untuk mendapatkan sarapan yang sehat, carilah makanan yang kaya serat.
Jika mengonsumsi makanan berserat tinggi saat sarapan, makan siang bisa 90 kalori lebih sedikit dibandingkan tidak makan serat pada sarapan.
Moms juga bisa menambahkan buah-buahan dan sayuran pada sarapan guna menyuplai tubuh dengan vitamin, mineral, dan fotokemikal agar tubuh berfungsi optimal.
Jika Moms memiliki waktu untuk duduk sarapan, awali hari Moms dengan jus buah.
Cobalah pisang dengan satu atau dua jenis buah, demikian saran Dr. David Ryback dalam bukunya: Look Ten Yours Younger, Live Ten Years Longer.
Kalau Moms berat mengunyah roti atau nasi, sup merupakan alternatif pembangkit selera.
Sup cenderung mengurangi jumlah makanan pokok yang kita makan saat sarapan.
Hasil studi dari Universitas John Hopkins di Baltimore, mereka yang menyantap sup sebelum menyantap makanan pokok akan memasukkan 25% kalori lebih sedikit dari mereka yang mengawali makan dengan keju dan kue-kue kering.
BACA JUGA: Tidak Hanya Pada Perempuan, Anak-anak Juga Rawan Terkena ISK!
Penyebabnya mungkin volume ruang yang diambil oleh sup di dalam perut atau karena sebagai besar kalori yang terkandung dalam sup terdiri atas karbohidrat, bukan lemak.
Di Indonesia, Moms dapat mengonsumsi sup kacang merah, sup jagung, dan bubur kacang hijau sebagai alternatif. (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | prevention.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR