Nakita.id - Kira-kira seberapa penting arti kualitas dari bahan pangan yang Moms gunakan untuk membuat masakan sehari-hari?
Tidak dipungkiri, kita semua yang menjadi konsumen tentunya ingin kualitas terbaik untuk makanan yang dikonsumsi.
Namun siapa sangka ternyata ada beberapa hal yang memengaruhi kualitas itu sendiri seperti kesegarannya.
Baca Juga: Rayakan Hari Tani, TaniHub Ajak Semua Kalangan Cintai Pertanian Indonesia Lewat TaniFest
Biasanya kita akan berbondong-bondong menghampiri tempat beli bahan pangan yang kita anggap menyediakan bahan makanan segar.
Padahal banyak yang bisa menentukan kualitas suatu bahan pangan selain kesegarannya.
Mulai dari pra panen, pasca panen, hingga ke pengiriman ke pasar.
"Kalau kita bicara soal kualitas itu berarti ada dari pra panen, di mana contoh jeruk ini masih ada di pohonnya, sebelum kita petik." ujar Dr. Tommy Perdana, SP., MM. selaku Dosen Agribisnis UNPAD dalam acara "Wujudkan Pertanian untuk Semua, TaniHub Group Gelar TaniHack Vol.1" pada Jumat (13/3/2020) di Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
"Yang kedua adalah pasca panen, di dalam pra panen itu ada beberapa, yang pertama adalah varietas (proses menanam) dan sumber dayanya.
Variestas itu sangat menentukan, sebagai contohnya ya kita ambil beras. Batasan berkualitasnya beras antara orang Jawa dan orang Sumatera itu pasti berbeda.
Coba kalau kamu beras berkualitas itu seperti apa kalau sudah jadi nasi? Pulen? Nah itu kata kamu yang orang Garut ya.
Beda lagi sama orang Sumatera, yang berkualitas beras yang menjadi nasi perah kan?
Jadi itu berbeda, untuk menghasilkan beras yang bisa jadi nasi perah itu harus pakai kerbau varietasnya (saat pembajakan), gitu sebagai contoh," jelas dosen tersebut.
Proses dan metode penanaman pun menjadi penting untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas.
Lalu setelah bicara varietas, ada akregologis lingkungan, di mana alam dan iklim yang akan memengaruhi hasil panen.
"Kedua adalah akregologis lingkungannya, di kita kan unik, ada dataran rendah, medium, dan tinggi, ada semuanya. Pegunungan, gunung berapi, semuanya ada. Jadi itu juga menentukan." ujar Dr. Tommy.
"Yang ketiga baru budidaya dan praktek androloginya, itu budidayanya. Nah yang menarik budidaya ini harus bersaing dengan pasar karena akan beda SOP cara budidayanya," jelasnya.
Lalu masuk di pasca produksi di mana setelah panen ada penanganan fisik dari sumber pangan tersebut.
"Lalu kita bicara soal pasca panennya, pasca panen itu penanganan fisiknya yang tadi diomongin, jadi jangan sampai dipegang terlalu banyak, jangan sampai beberapa kali dipegang hasil panen itu," ujarnya.
"Contohnya nih ya, kita metik stroberi, dari petani udah dipegang, kemudian masuk ke bandar kecil, dipegang lagi, dipilih-pilih, terus pindah ke bandar besar, dipegang lagi, begitu masuk ke pasar sudah kusam kan.
Akhirnya petani cuma dapat keuntungan 60 persen, kenapa? Karena 40 persennya sudah rusak di pegang-pegang," pungkas Dr. Tommy Perdana.
Karena itu pada kesempatan ini TaniHub Group memperkenalkan program TaniHack Vol.1 yang sudah berjalan.
Di mana program ini merupakan sebuah kompetisi karya visual (desain) terbaik untuk Packing and Processing Center.
Kompetisi ini merupakan kompetisi tingkat nasional ini meminta kalangan mahasiswa dan umum untuk membuat proses pengemasan yang baik, dari mulai pangan baru dipanen hingga sampai ke para penjual atau pasar dan sampai ke meja makan kita.
"Penanganan pascapanen yang tepat akan meningkatkan mutu, daya tahan, dan daya simpan produk pertanian kita.
Mulai dari proses diangkutnya hasil panen itu dari ladang hingga produk itu terjual. Sederhananya, penanganan pascapanen yang tepat akan meningkatkan nilai pangan itu," ujar Michael Jovan Sugianto selaku Production Manager TaniSupply dan Co-Founder TaniHub.
Adanya kompetisi ini juga diharapkan bisa memberikan desain atau ide terbaik untuk membuat proses pascapanen yang dilalui petani lebih efisien, mulai dari cara panen hingga pengemasan agar kualitas pangan tetap terjaga.
Dari kompetisi ini mereka sudah mengambil lima finalis atau lima tim dari 167 yang mendaftarkan.
Pada hari ini sudah ditentukan juaranya yaitu,
Juara 1, Priyatna Dwinanda Pribadi, Atika Salma Irhamy, Tessaldi Ilmi dari Denpasar, Bali dan
Juara 2, Dwi Aji Setiawan, adam khamid Asrori, Supriyandi, Prananingsti Ayudya M, Yutika Luqyana D dari Gresik.
Selamat untuk para pemenang, semoga pertanian Indonesia bisa lebih maju dan menghasilkan sumber pangan yang berkualitas untuk dikonsumsi masyarakat tanah air.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR