Penelitian selama 30 tahun terakhir secara konsisten menunjukkan bahwa mengkonsumsi sayuran cruciferous dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah.
Baru-baru ini, para peneliti telah mampu menunjukkan bahwa senyawa yang mengandung sulfur yang memberi sayuran cruciferous rasa pahit mereka - sulforaphane - juga yang tampaknya memberi mereka kekuatan melawan kanker.
Para peneliti sedang menguji kemampuan sulforaphane untuk menunda atau menghambat kanker.
Hasil yang menjanjikan pada tingkat molekuler telah terlihat dengan beberapa jenis kanker, termasuk melanoma, esofagus, prostat, dan pankreas.
Para peneliti telah menemukan bahwa sulforaphane memiliki kekuatan untuk menghambat enzim histone deacetylase berbahaya (HDAC), yang diketahui terlibat dalam perkembangan sel kanker.
BACA JUGA: Mengonsumsi Brokoli Setiap Hari, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh!
Kemampuan untuk menghentikan enzim HDAC dapat membuat makanan yang mengandung sulforaphane berpotensi menjadi bagian dari pengobatan kanker.
Studi lain, yang dilakukan di University of Missouri, melihat bahan kimia lain yang ditemukan di dalam kol, peterseli, dan seledri, yang disebut apigenin; itu ditemukan untuk mengurangi ukuran tumor ketika sel-sel dari bentuk agresif kanker payudara ditanamkan pada tikus.
Kol merah mengandung antioksidan kuat anthocyanin, senyawa yang sama yang memberikan buah dan sayuran merah dan ungu lainnya warna-warna cerah mereka.
Di laboratorium, anthocyanin telah terbukti memperlambat proliferasi sel kanker, membunuh sel kanker yang sudah terbentuk, dan menghentikan pembentukan pertumbuhan tumor baru.
Tidak diketahui apakah efek ini akan terbawa ke dalam pencegahan atau pengobatan kanker pada manusia.
BACA JUGA: Hentikan Kebiasaan Menambahkan Irisan Lemon ke Minuman, atau Akan Terima Risiko ini!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | medical news today |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR