Apabila masuk dalam 'lingkaran sesat' akan membuat stimulus dopamin menjadi berlebih.
Dampaknya rasa lapar dan haus akan semakin tinggi yang berujung makan serta minum berlebih ketika berbuka puasa.
Tanpa disadari bukan hanya perut begah, tetapi juga risiko kanker, penyakit jantung, infeksi, gangguan pencernaan, dan perpendekan telomer juga akan terjadi.
Hal itu terjadi karena adanya rasa malas untuk berberak sehingga mengganggu suasana hati dan terjadilah gangguan hormonal.
Baca Juga: Agar Kondisi Janin Bila Ibu Hamil Berpuasa Tidak Menurun, Lakukan Hal Ini Saat Sahur dan Buka Puasa
Terlebih ketika sahur atau berbuka makanan yang dikonsumsi justru tinggi kalori, rendah serat, dan cepat dicerna menjadi gula.
"Dopamin adalah hormon kepuasan. Hobinya teriak-teriak minta dipuaskan. Kebayang jika dimanjain (membayangkan makanan terus selama berpuasa)," ujarnya.
Daripada demikian, pastikan Moms dan Dads jutru masuk ke dalam 'lingkaran sehat' puasa.
Padahal, ditegaskan dia, jika orang yang berpuasa itu melakukan puasa disertai dengan puasa spiritual, maka yang terbentuk di dalam tubuhnya adalah hormon endorphin.
Di mana hormon ini berfungsi sebagai sumber rasa tenang dan bahagia.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR