Nakita.id - Kalau berbicara wanita Korea tidak jauh dari kulit mulus dan badan yang langsing.
Dengan begitu zaman sekarang patokan badan ideal tertuju ke wanita Korea.
Para pria Korea juga cenderung memiliki bentuk tubuh yang ideal.
Rupanya badan kurus yang dimiliki para warga Korea Selatan ada rahasianya.
Baca Juga: Ingin Wajah Terlihat Lebih Kurus? Ahli Ungkap Tips Sederhana untuk Mewujudkannya
Hal itu diutarakan oleh seorang Youtuber yang tinggal di Bali, Yulia Baltschun melalui akun youtubenya Yulia Baltschun.
Yulia sendiri memang diketahui aktif di Instagam dan Youtube membahas pola hidup sehat.
Nah, Yulia juga membongkar penyebab warga Korea berhasil memiliki badan kurus.
1. Memerhatikan penampilan sejak kecil
Kalau di Indonesia, anak kecil yang memiliki tubuh gendut akan dianggap sehat dan menggemaskan.
Kalau di korea hal itu berbeda drastis karena warga Korea tidak membiasakan membuat anak mereka gendut.
"Aku tau karena aku sempat nanya-nanya orang Koreanya langsung," jelas Yulia pada tayangannya tersebut.
"Kalau punya anak mereka sangat menjaga anak mereka jangan sampai overweight apalagi obesitas karena menurut orang korea anak yang gendut sesuatu yang memalukan," ujar Yulia.
Yulia juga menjelaskan bahwa anak-anak yang sudah terbiasa gendut sejak kecil akan secara otomatis mudah mengalami obesitas.
Hal itu juga dibenarkan oleh seorang warga Korea Selatan yang lama menetap di Indonesia, Jang Hansol melalui akun youtubenya Korea Reomit.
Jang Hasol mengaku bahwa acara televisi di Korea pun cenderung menampilkan bagaimana memiliki badan yang bagus.
2. Banyak jalan kaki
Kalau Moms sering menonton drama Korea pasti sering melihat pemerannya berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain dan menggunakan transportasi umum.
Nah, kondisi tersebut benar adanya di Korea dan diakui Yulia bahwa kebiasaan jalan kaki tersebut mampu membantu warga Korea untuk membakar kalorinya.
"Sebagian besar penduduknya menggunakan transportasi umum, otomatis mereka mau gak mau jalan. Dengan jalan tanpa sadar membakar kalori yang lumayan banyak dalam sehari," jelas Yulia.
Yulia membandingkan pembakaran kalori bagi warga Indonesia yang sehari-harinya menggunakan transportasi umum yaitu MRT dengan kebiasaan warga Korea.
Nyatanya warga Korea membakar 286 kalori lebih banyak dari warga Indonesia yang setara dengan melakukan squat selama 1 jam 22,5 menit tanpa berhenti.
Tentu saja kebiasaan jalan kaki ini juga di Korea didukung dengan ukuran trotoar yang luas sehingga membuat pejalan kaki nyaman.
"Ukuran trotoarnya lebarnya hampir selebar jalan aspalnya malah di beberapa daerah ada trotoarnya lebih gede daripada jalan rayanya," ujar Yulia.
Hal itu juga dibenarkan oleh Jang Hansol yang menyatakan bahwa dirinya menjadi jarang berjalan kaki selama di Indonesia terutama Jakarta.
3. Pola makan
Diakui Yulia bahwa secara kalori jumlah yang dikonsumsi warga Indonesia dan Korea hampir sama, hanya saja komposisinya berbeda.
Baca Juga: Ternyata Ada Buah dan Sayur yang Tidak Dianjurkan Selama Diet oleh Dokter Gizi, Simak Penjelasannya
Pasalnya makanan warga Korea didominasi dengan serat seperti selada atau sayuran lainnya.
Selain itu, banyak makanan probiotik yang dikonsumsi warga Korea seperti kimchi atau acar lainnya.
Metode memasak di Korea pun cenderung direbus, panggang, atau fermentasi.
Sementara di Indonesia lebih banyak digoreng bahkan menggunakan minyak hitam yang sudah teroksidasi.
Lagi-lagi Jang Hansol menyatakan hal serupa serta ditambah budaya memilih makanan di Korea dan Indonesia berbeda.
"Makanan di indoensia kebanyakan di goreng, manis lagi, sambelnya pedas banyak garam sedangkan di korea juga banyak garam banyak gorengan juga banyak gula juga cuma lebih banyak sayur seratnya lebih banyak," ujarnya.
4. Kebiasaan di tempat makan dan kopi
"11 hari di korea dimana pun aku makan yang aku sadari adalah restauran atau cafe dan lain-lain mereka selalu memberikan minuman gratis," ujar Yulia.
Minumnya bisa berbeda-beda tiap tempat makan, seperti teh hijau, air mineral, atau teh herbal yang memiliki 0 kalori.
Yulia juga mengakui bahwa kedai kopi tidak menyediakan gula tambahan bagi pelanggannya.
Jang Hansol pun mengaku kebiasaan pemilihan kopi warga Korea dan Indonesai juga cukup berbeda.
Diakui Jang Hansol bahwa warga Indonesia cenderung memilih manis.
"Di korea lebih sering memesan americano," ujar Jang Hansol.
5. Sangat memerhatikan asupan kalori
Yulia merasa warga Korea lebih memerhatikan asupan kalori termasuk minuman kemasan, karena jumlah kalori pada minuman kemasan Korea tertera dengan jelas di depan.
"Mereka punya banyak kulkas. Ada 1 sampai 2 kulkas ada yang rendah kalori bahkan 0 kalori," ujar Yulia saat menjelaskan minuman kemasan yang ada di minimarket.
Dengan begitu Yulia beranggapan bahwa meletakkan jumlah kalori di depan kemasan bisa dikarenakan keputusan pemerintah atau warga Korea yang penasaran tentang berapa kalori yang hendak dikonsumsi setiap harinya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | youtube |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR