Nakita.id - Masih banyak di antara kita enggan menggunakan tabir surya padahal sudah tahu kalau iklim di Indonesia adalah tropis.
Padahal tidak menggunakan tabir surya bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan terhadap kulit.
Melihat hal ini Carasun mengadakan Konferensi Pers Virtual "Carasun, Cara Menikmati Matahari Tropis dengan Nyaman" pada Rabu (7/4/2021).
dr. Arini Astasari Widodo, SpKK mengungkapkan tabir surya memiliki cara kerja yang macam-macam yaitu merefleksikan, menyerap, scatter, dan lain-lain.
Kemudian dokter Arini menjelaskan kalau sinar matahari ada ultraviolet, visible light (misalnya bluelight), dan infrared.
"Jadi semua ada di sinar matahari. Yang kita omongin sekarang ultraviolet A dan B. Kenapa? Karena ultraviolet C biasanya tersaring oleh ozon bumi," kata dokter Arini.
Dokter Arini mengatakan panjang gelombang ultraviolet A lebih panjang maka dia bisa berpenetrasi terhadap kulit kita lebih dalam.
"Sedangkan ultraviolet B (panjang gelombangnya) lebih pendek jadi dia biasanya kenanya ke kulit bagian atas," ucap dokter Arini.
Selanjutnya, dokter Arini menjelaskan bahaya UVB dan UVA untuk kesehatan kulit.
"Bukan cuma merusak kulit saja bahkan bisa menimbulkan radikal bebas, sel rusak, sampai DNA rusak sehingga dapat menyebabkan kanker, dan dapat menginduksi melanocyte (penggelapan kulit)," ujarnya.
Tetapi di sisi lain sinar matahari ada manfaatnya yaitu vitamin D untuk pertumbuhan anak-anak, meningkatkan kekebalan tubuh, dan menginduksi nitric oxide berfungsi menurunkan tekanan darah.
Lantas, bagaimana menyeimbangkan sinar matahari karena kita mau efek positifnya tetapi tidak mau efek negatifnya?
Dokter Arini menjelaskan cara menyeimbangkan sinar matahari adalah dengan melihat UV index.
"UV index adalah panduan bagaimana kita tahu seberapa intensitas sinar matahari. Kalau 3 ke atas saja kita sudah harus menggunakan proteksi terhadap sinar matahari dan UV index di atas 8 kita harus extra protection," ungkap dokter Arini.
Kemudian dokter Arini mengatakan kalau UV index ada yang ektrim sampai 11 dan di mana letak Indonesia?
"Ini saya ambil September 2020, bahwa Indonesia warnanya sudah ungu (artinya UV index 11) dan jangan lupa UV index tergantung jamnya.
Ini saya ambil jam 11 siang, kita bisa selalu mencek UV index di BMKG," kata dokter Arini.
Maka dapat disimpulkan bahwa UV index Indonesia pada 2020 ekstrem jadi risiko bahaya sangat ekstrem.
"Kulit dan mata dapat rusak dan terbakar dalam hitungan menit dan harus menghindari sinar matahari jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Hati-hati juga kita bisa terkena UV dari refleksi dari lantai, pasir, dan lain-lain," ujarnya.
Moms dapat menggunakan Carasun karena SPF 45 efektif melindungi kulit dari paparan sinar UVB sebesar 97,8% dan PA++++ yang merupakan perlindungan tertinggi terhadap UVA.
Tak hanya itu, Carasun juga dari bahan-bahan alami tropis, halal, bebas alkohol, non-comedogenic, tanpa bahan pewangi buatan, serta lolos uji dermatologis yang membuatnya aman digunakan untuk kulit sensitif.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR