Nakita.id – Puasa memberikan efek yang berbeda-beda bagi tubuh setiap orang.
Ada yang merasa lemas dan mengantuk sepanjang waktu yang bila dibiarkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tidak sedikit pula yang disertai dengan sensasi panas yang menjalar ke seluruh tubuh.
Sensasi panas ini bukanlah suatu gejala suatu penyakit melainkan upaya tubuh untuk mempertahankan cairan dalam tubuh.
Moms tidak perlu khawatir, pasalnya kondisi ini justru normal dialami oleh orang yang berpuasa.
Peningkatan suhu dalam tubuh saat berpuasa dapat disebabkan karena dehidrasi.
Saat puasa, tubuh kita kehilangan banyak cairan lantaran harus menahan rasa dahaga hampir seharian penuh.
Kurangnya cairan dalam tubuh, membuat tubuh berupaya mengurangi pengeluaran cairan.
Proses tersebut menimbulkan konstriksi atau penyempitan pori kulit, sehingga suhu tubuh akan langsung meningkat.
Melansir dari Kompas, senasi panas ini dapat terjadi karena tubuh mengalami ketidakseimbangan metabolisme saat berpuasa.
“Ketidakseimbangan ini akan membuat tubuh melakukan hal yang di luar kebiasaan, yaitu membongkar energi cadangan agar tubuh mendapatkan energi instan yang bisa digunakan untuk beraktivitas,” papar spesialis penyakit dalam dari RSIA Anugerah Semarang, Panji Aryo Prabowo,
Akibat dari pembongkaran energi ini, tubuh menjadi sangat lemah, lelah, dan disertai sensasi panas.
Moms bisa mencegah sensasi panas tanpa harus membatalkan puasa.
Berikut ini upaya pencegahan yang perlu dilakukan.
Imbangi asupan sahur dengan aktivitas harian
Panji mengatakan, tak ada yang bisa dilakukan untuk benar-benar menghilangkan sensasi panas dan tubuh lemas saat puasa.
Namun, menyeimbangkan asupan kalori saat sahur dengan aktivitas harian cukup bisa membantu.
Jika memungkinkan hindari aktivitas fisik berlebihan agar tubuh tidak harus membongkar cadangan lemak berlebihan.
Mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan mengimbangi dengan suplemen sesuai kebutuhan juga dapat membantu.
Adapun cara agar cadangan lemak tak mudah habis saat berpuasa, saran Panji, konsumsilah makanan bergizi saat sahur dan imbangi dengan suplemen sesuai kebutuhan serta jangan melewatkan sahur.
Minum 8-12 gelas air
Tak hanya asupan makanan bergizi, kebutuhan cairan dalam tubuh juga harus dipenuhi agar tak terlalu merasakan gangguan panas.
Dilansir dari Al Arabiya, ahli gizi klinis di Healthbay Clinic Dubai, Sara Abdelghany menjelaskan, hidrasi adalah kunci agar tak mudah panas dan haus selama berpuasa.
"Umumnya, kita membutuhkan antara 8-12 gelas air setiap 24 jam, tergantung pada tingkat aktivitas, usia, dan jenis kelamin kita,” katanya.
Oleh karena itu, penting untuk membagi asupan cairan ke dalam periode antara buka puasa dan sahur. Misalnya, menjadwalkan minum air dengan pola 2-4-2. Dua gelas saat berbuka puasa, empat gelas saat malam hari, serta dua gelas saat sahur.
Dengan cara ini, sensasi panas tubuh bisa sedikit berkurang dan tidak terlalu mengganggu aktivitas harian.
Untuk mengetahui cara mengatasi tubuh yang panas saat puasa, cek halaman 2. (*)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR