Nakita.id – Kurang tidur dan kelelahan saat menyusui merupakan keluhan umum di kalangan ibu.
Kondisi ini bisa diperparah dengan kelelahan umum yang biasa terjadi setelah melahirkan.
Saat menyusui, tubuh menghabiskan lebih banyak energi untuk membuat berbagai komponen ASI.
Tidak hanya itu saja, istirahat yang kurang dan pola makan yang tidak teratur mengakibatkan Moms lebih lelah.
Namun, kelelahan ini bukanlah masalah jangka panjang. Biasanya dapat hilang setelah beberapa minggu.
Dilansir dari Mom Junction, berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab kelelahan saat menyusui.
Setelah melahirkan, Moms mungkin tidak mendapatkan istirahat dan tidur yang cukup karena harus bangun sepanjang malam untuk menyusu dan mengganti popok.
Gangguan dalam siklus tidur dari rutinitas baru ini akan menyebabkan menderita kelelahan.
Kebanyakan dokter menyarankan para ibu tidur siang setiap kali Si Kecil tidur siang.
Serta, juga dapat meminta anggota keluarga atau teman untuk menjaga bayi sehingga Moms bisa mendapatkan tidur siang selama dua hingga tiga jam.
Infeksi payudara selama menyusui dapat menyebabkan kelelahan yang parah.
Baca Juga: Makan Sayur Saat Sahur Sangat Penting, Ini Tips Memilih Menu Sahur untuk Ibu Menyusui
Mastitis adalah infeksi yang terjadi ketika jaringan payudara terinfeksi kuman berbahaya.
Meskipun mastitis menyebabkan ibu merasa sakit, biasanya tidak mempengaruhi suplai ASI.
Selain kelelahan, mastitis bahkan dapat menimbulkan beberapa gejala lain, antara lain nyeri payudara, kemerahan, nyeri, atau demam tinggi.
Tiroiditis pascapersalinan (radang kelenjar tiroid) dapat menyebabkan hipertiroidisme atau hipotiroidisme.
Masalah tiroid pascapersalinan dapat memengaruhi tidur ibu, menyebabkan insomnia, dan menyebabkan kelelahan yang parah.
Jika doktermemeriksa laboratorium fungsi tiroid dan menemukan mereka tidak normal, mereka akan meresepkan obat untuk menormalkan fungsi kelenjar tiroid dan membantu merasa berenergi.
Selama menyusui, penting untuk memastikan diet seimbang dan penuh dengan vitamin dan nutrisi penting lainnya untuk membantu tetap berenergi.
Kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti makanan berminyak atau junk food, dapat membuat Moms lelah dan lesu.
Cobalah makan makanan kaya serat, protein, kalsium, dan zat besi selama fase menyusui.
Dehidrasi akibat kurang minum saat menyusui juga bisa membuat ibu merasa lelah dan lesu.
Penyebab lain kelelahan saat menyusui adalah anemia, yaitu jumlah sel darah merah yang rendah. Kehilangan darah yang terjadi saat persalinan dapat memicu terjadinya anemia.
Baca Juga: Penyebab Sakit Pinggang pada Ibu Menyusui dan Cara Efektif Mengatasinya
Untuk mengatasi anemia, Moms perlu mengonsumsi suplemen zat besi dan mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti kacang-kacangan, buncis, lentil, daging merah tanpa lemak, makanan laut, dan sereal yang diperkaya zat besi.
Berikut adalah beberapa cara alami yang efektif untuk meningkatkan energi saat menyusui:
Moms perlu memastikan bahwa diet harian penuh dengan nutrisi dan mineral sehat yang memasok energi yang cukup untuk tubuh.
Sertakan protein dalam diet karena meningkatkan tingkat energi ecara alami.
Beberapa makanan kaya protein terbaik yang bisa dimakan saat menyusui adalah daging tanpa lemak, susu, kacang-kacangan, keju, biji-bijian, ikan, dan polong-polongan.
Makanan kaya kandungan serat juga dapat meningkatkan tingkat energi dan membantu menghindarkan masalah pencernaan.
Beberapa makanan kaya serat terbaik adalah roti gandum dan pasta, buah-buahan, sayuran, dan nasi merah.
Tidak minum cukup air dapat membuat tubuh dehidrasi, yang menghabiskan semua energi sehingga menyebabkan kelelahan.
Selama menyusui harus minum setidaknya 12-13 gelas air setiap hari dan menjaga diri tetap terhidrasi.
Olahraga yang sehat justru akan meningkatkan tingkat energi.
Latihan ringan selama menyusui meningkatkan tingkat energi dan membantu melawan kelelahan, stres, dan depresi.
Baca Juga: 4 Pantangan yang Harus Dihindari Ibu Menyusui, Tolong Catat Ya Moms!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR