2. Cacat Pembentukan Janin: Beberapa cacat pembentukan janin, seperti kelainan tulang atau anggota tubuh yang tidak normal, dapat meningkatkan risiko janin terlilit usus.
3. Kehamilan yang Berulang: Jika sebelumnya Moms pernah mengalami kasus janin terlilit usus dalam kehamilan sebelumnya, risiko kejadian tersebut pada kehamilan berikutnya juga meningkat.
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting untuk mengidentifikasi komplikasi sejak dini.
Dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasound atau pemantauan detak jantung janin untuk memastikan kondisi janin dalam kesehatan yang baik.
Memperhatikan gerakan janin dan memantau aktivitasnya penting untuk mendeteksi adanya gerakan yang terlalu aktif atau tidak biasa.
Jika Moms mengalami perubahan yang mencurigakan, segera berkonsultasi dengan dokter.
Ada beberapa faktor risiko yang dapat Moms kendalikan untuk mengurangi risiko janin terlilit usus.
Misalnya, jika Moms memiliki plasenta yang rendah, diskusikan dengan dokter tentang tindakan yang perlu diambil untuk mengelolanya.
Juga, jika Moms memiliki kehamilan gMoms, penting untuk mendapatkan perawatan prenatal yang cermat dan memantau perkembangan janin secara ketat.
Gaya hidup sehat selama kehamilan dapat membantu mengurangi risiko komplikasi, termasuk janin terlilit usus.
Makan makanan bergizi, beristirahat dengan cukup, hindari kebiasaan merokok atau minuman beralkohol, dan rutin berolahraga dengan memilih aktivitas yang aman bagi kehamilan.
Baca Juga: Manfaat Makan Ikan Tongkol saat Hamil: Kekayaan Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Janin
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR