Ini bisa mencakup waktu untuk beristirahat, melakukan hobi, atau sekadar menikmati momen tanpa kekhawatiran.
Jika tingkat stres terasa berlebihan, konsultasi dengan ahli kesehatan, seperti dokter atau konselor laktasi, dapat memberikan pandangan dan dukungan profesional.
Mereka dapat memberikan informasi yang berguna dan membantu mengatasi masalah spesifik yang mungkin dihadapi.
Bergabung dengan kelompok dukungan ibu menyusui lokal atau daring dapat memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman, mendapatkan tips praktis, dan merasa didukung oleh komunitas sebaya.
Aktivitas relaksasi, seperti meditasi atau pernapasan dalam, dapat membantu menurunkan tingkat stres. Latihan fisik ringan juga dapat meningkatkan produksi endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati.
Menyadari bahwa kesejahteraan mental ibu menyusui sama pentingnya dengan kesehatan fisiknya adalah langkah pertama dalam mengatasi stres.
Memberikan perhatian khusus pada kesejahteraan mental tidak hanya memberikan manfaat bagi ibu, tetapi juga dapat memengaruhi kesejahteraan bayi.
Stres pada ibu menyusui adalah tantangan nyata yang dapat memengaruhi pengalaman menyusui dan kesejahteraan ibu secara keseluruhan.
Penting bagi ibu untuk mengenali tanda-tanda stres dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengelola dan mengatasi tantangan ini.
Dukungan dari pasangan, keluarga, dan masyarakat, bersama dengan perawatan diri yang baik, dapat membantu menciptakan pengalaman menyusui yang lebih tenang dan bahagia.
Ingatlah bahwa setiap ibu dan bayi memiliki perjalanan menyusui yang unik, dan mencari dukungan adalah langkah positif untuk memastikan keberhasilan dan kebahagiaan dalam perjalanan menyusui.
Baca Juga: Keluar Flek Darah saat Menyusui Apakah Normal? Simak Ulasannya
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR