Pengobatan endometritis melibatkan pemberian antibiotik dan perawatan medis lainnya.
Selain retensi sisa plasenta, retensi sisa darah juga dapat menjadi penyebab nifas yang tidak berhenti.
Jika terdapat bekuan darah yang tertinggal di dalam rahim, ini dapat menghambat proses penyembuhan dan menyebabkan perdarahan yang berkepanjangan.
Tindakan medis seperti pembersihan rahim atau curettage mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Atonia uteri adalah kondisi di mana otot-otot rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik setelah melahirkan.
Hal ini dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan karena tidak ada kontraksi yang memadai untuk menutupi pembuluh darah yang terbuka setelah plasenta dilepaskan.
Menggunakan obat-obatan yang merangsang kontraksi rahim atau, dalam kasus yang parah, melakukan tindakan bedah seperti pengikatan atau penjahitan rahim mungkin diperlukan.
Kelainan pembekuan darah, seperti koagulopati, dapat memengaruhi kemampuan darah untuk membeku dengan baik.
Ini dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan setelah melahirkan.
Pada beberapa kasus, penggunaan obat-obatan pembekuan darah atau tindakan medis seperti transfusi darah dapat diperlukan untuk mengatasi kelainan ini.
Peradangan pada jaringan lunak di sekitar rahim atau perineum juga dapat menyebabkan perdarahan yang berlebihan selama nifas.
Baca Juga: Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Ketahui Bahaya Nyeri saat Nifas yang Harus Diperhatikan Sejak Dini
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR