Nakita.id - Moms, ada alasan ilmiah mengapa kita secara alami tertarik pada makanan lezat yang tinggi karbohidrat.
Namun, beberapa orang sudah menghindari makanan tertentu, dengan alasan agar mereka terhindar dari kegemukan dan lain sebagainya.
Contohnnya saja seperti seseorang yang menghindari karbohidrat bahkan tidak mengonsumsi karbohidrat sama sekali. Seperti merek ayang menjalankan diet Keto.
BACA JUGA: Meski Tak Sempurna, Foto Kehamilan Perempuan Ini Mengagumkan, Lihat!
Padahal, asupan karbohidrat yang terlalu rendah dapat menyebabkan sejumlah efek samping.
Memang, dalam mengonsumsi karbohidrat kita harus ekstra cermat, pasalnya mengonsumsi terlalu banyak menyebabkan kenaikan berat badan, tapi terlalu sedikit pun memiliki risiko kesehatan yang bisa berbahaya.
BACA JUGA: Ini Moms, Dampak Kehamilan Lewat Waktu Pada Moms dan Janin
Ahli diet dan ahli gizi Australia, Susie Burrell, baru-baru ini membagikan tanda-tanda yang harus kita perhatikan jika mengonsumsi tingkat karbohidrat yang lebih rendah daripada yang direkomendasikan di situsnya Shape Me.
Berikut adalah tanda-tanda bahwa kita harus berhati-hati jika asupan karbohidrat dalam tubuh kurang:
Kurang karbohidrat tidak mengurangi berat badan
Kesalahpahaman yang umum tentang karbohidrat adalah semakin sedikit kita makan, semakin besar kemungkinan kita menurunkan berat badan.
Sebenarnya, karbohidrat diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh kita secara efisien.
BACA JUGA: Waspada, 6 Jenis Makanan Ini Bikin Tulang Jadi Keropos
“Jika kita mengonsumsi kurang dari 80g total karbohidrat setiap hari tetapi melakukan banyak latihan, karbohidrat akan terlalu rendah untuk benar-benar memetabolisme lemak tubuh dan laju metabolisme akan melambat seiring waktu,” jelas Burrell.
Burrell menyarankan untuk menambahkan sepotong buah, roti, atau setengah cangkir gandum utuh untuk makanan yang dimakan langsung setelah berolahraga.
Kegunaannya untuk meningkatkan asupan dan mendukung sistem metabolisme tubuh.
Kecanduan gula
Inilah sebabnya mengapa setelah makan besar Moms/Dads mungkin masih menginginkan makanan manis jika piring makanan tidak mengandung keseimbangan nutrisi yang bermanfaat.
BACA JUGA: Ternyata Lambung Panas Adalah Penyebab Kegemukan Pada Wanita
"Perasaan untuk terus makan bahka sebahis makan mungkin menjadi tanda bahwa makanan kita tidak mengandung karbohidrat dan protein yang kita dibutuhkan tubuh," kata Burrell.
Berfluktuasi kadar glukosa darah juga dapat membuat kita merasa sangat lapar.
Bahkan ketika kita hanya makan satu atau dua jam sebelumnya karena tubuh mengidentifikasi bahwa kita tidak mengambil cukup jumlah karbohidrat.
Masalah pencernaan
Makanan yang tinggi karbohidrat kaya sumber serat makanan, yang membantu usus bergerak dengan lancar.
Oleh karena itu, makan lebih sedikit karbohidrat dari biasanya dapat menyebabkan perut menjadi sembelit.
BACA JUGA: Hal yang Sering Dianggap Sepele Ini Bikin Wajah 10 Tahun Lebih Tua
“Ketika usus telah terbiasa dengan konsumsi makanan ini secara teratur, dan tiba-tiba menemukan bahwa ia tidak lagi menerima sejumlah besar serat berbasis gandum, ia dapat secara signifikan berdampak pada jumlah total massa yang bergerak melalui usus dan menyebabkan pengurangan waktu transit yang signifikan, atau limbah waktu bergerak melalui saluran pencernaan, "kata Burrell.
Bau mulut
Banyak yang mungkin tidak menyadari bahwa diet rendah karbohidrat dapat berdampak pada bau napas.
"Ketika asupan karbohidrat kita turun di bawah tingkat tertentu, tubuh akan membuat keton, yang merupakan sumber bahan bakar alternatif untuk hati dan otak yang terbuat dari lemak," jelas Burrell.
BACA JUGA: Begini Reaksi Anak-anak Sule Saat Dengar Kabar Perceraian Orangtuanya
Keton memiliki bau yang sangat berbeda, beberapa di antaranya akan disekresi melalui air liur jika kita berada dalam ketosis.
Ketosis adalah keadaan metabolik yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup karbohidrat untuk membakar energi.
Merasa lelah
Merasa lelah bisa menjadi tanda kunci bahwa kita tidak termasuk cukup karbohidrat dalam asupan kita.
Burrell menjelaskan bahwa ini bisa terjadi karena perubahan kadar glukosa darah kita.
BACA JUGA: Buat Si Kecil Rajin Sikat Gigi dengan Ikuti Cara Ala dr. Reisa
"Berfluktuasi kadar glukosa darah dapat menyebabkan sakit kepala, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan perasaan lesu," katanya.
Meskipun banyak yang mengaitkan makan karbohidrat dengan perasaan lesu, menghindarinya juga bisa dilaporkan memiliki efek yang sama.
Source | : | The Independent |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR